UJI VIGOR TERHADAP KEKERINGAN
“UJI VIGOR TERHADAP KEKERINGAN ”
Kelompok 2
Mira Aryuni J3W412005
Fatmawati J3W412006
Helen Hernita J3W412009
Lukman Ahmadi J3W412010
PK : Produksi dan
Pengembangan Pertanian Terpadu
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan sekalian
alam kami ucapkan dan shalawat beriring salam kami limpahkan kepada nabi
junjungan alam yakni nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga serta
penerus-penerusnya.
Selanjutnya kami bersyukur kepada
Allah SWT yang telah memberi kesempatan dan kemampuan untuk menyusun sebuah
laporan penelitian sederhana ini .
Laporan ini diberi judul “ Uji Vigor
Terhadap Kekeringan”.
Kami juga mengucapkan terimakasih
yang sebesar – besarnya kepada guru pembimbing dan semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan ini. Laporan ini disusun dengan maksud
untuk melengkapi tugas mata kuliah Pengantar Teknologi Benih dan memberikan
pengetahuan tambahan kepada pembaca mengenai kekuatan vigor suatu benih
Akhir kata , semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menambah pengetahuan . Kami menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu , kami sebagai menulis
mengharapkan saran dan kritik yang konstukrif demi baiknya laporan ini.
Bogor , 17 Desember
2012
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.3 Prosedur Kerja
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita tentu sudah mengenal istilah
viabilitas suatu benih.Selain viabilitas , didalam jiwa benih juga terdapat
suatu istilah yang dinamakan vigor benih.Vigor benih adalah kemampuan benih
untuk bertahan hidup maupun daya kecambahnya pada kondisi lingkungan
suboptimum.Kondisi suboptimum bisa berupa tanah salin , tanah asam maupun
kekeringan.Benih yang mampu mengatasi kondisi tersebut termasuk lot benih
bervigor tinggi.Benih yang vigor akan dapat tumbuh cepat dan serempak.
Uji vigor dapat dilakukan pada
media tumbuh yang optimum dengan menilai kecepatan tumbuh benih dan
keserempakan tumbuhnya. Uji vigor dapat dilakukan dengan menanam benih pada
media suboptimum. Tolak ukur kecepatan tumbuh (KCT) mengindikasikan Vigor Kekuatan
Tumbuh (Vkt) karena benih yang cepat tumbuh lebih mampu menghadapi kondisi
lapang yang suboptimum.KCT diukur dengan jumlah tambahan perkecambahan setiap
hari atau etmal pada kurun waktu perkecambahan dalam kondisi optimum. Secara
teoritis, KCT maksimal ialah 50% per etmal apabila benih tumbuh normal 100%
sesudah dua etmal.
Tolak ukur Vkt yang lain misalnya
Keserempakan Tumbuh (Kst).Analisis vigor benih didasarkan persentase kecambah
normal yang tumbuh kuat dihitung pada satu Momen Periode Viabilitas (MPV).Baik
untuk analisis vigor benih dengan tolak ukur KCT maupun KST benih ditanam pada
media yang optimum. Analisis vigor juga dapat dilakukan pada media yang tidak
optimum.Misalnya, kita membuat analisis vigor benih terhadap kekeringan. Pada
kondisi kekeringan dapat dijabarkan oleh media yang memilki tekanan osmotik
tinggi. Pada kondisi demikian benih memerlukan energi yang lebih tinggi untuk
menyerap air. Hanya benih yang vigor saja yang lebih menyerap air dan tumbuh
normal. Substrat kertas merang yang dicelup dalam larutan garam NaCL dapat
digunakan untuk menciptakan tekanan osmose yang tinggi, dan selama tidak
memberikan efek peracunan substrat demikian dapat mengindikasikan Vkt
kekeringan. Analisis vigor terhadap salinasi dapat pula dilakukan analisis
seperti untuk vigor terhadap kekeringan.
Analisis vigor benih ternyata
dapat kita kembangkan terus. Betapa besarnya variasi kondisi lapang, dan betapa
besarnya jumlah spesies yang benihnya harus dianalisis, vigor benih itu
dibagaikan gatra yang tidak bakal habis untuk dikaji. Analisis vigor benih
memerlukan banyak inovasi orang-orang benih karena viabilitas absolut
diperlukan untuk selalu diinformasikan kepada konsumen benih.
Ekstensifikasi
pertanian sering mendapat hambatan karena jumlah lahan yang sesuai untuk
dijadikan lahan pertanian semakin terbatas. Lahan yang terbatas ini selalu
menjadi masalah, di satu sisi produksi tanaman harus ditingkatkan untuk
memenuhi ketahanan pangan, di lain sisi tanah dan produktivitasnya bermasalah. Sebagian tanah tersebut tidak sesuai
dijadikan sebagai lahan pertanian karena adanya faktor pembatas seperti tanah
masam, salin, dll.
Di Indonesia semakin sering dijumpai tanah
salin akibat akumulasi garam yang tinggi di lapisan permukaan. Semua jenis
tanah yang tersebar di daerah arid dan semi arid serta sepanjang pesisir pantai
dapat berkembang menjadi tanah salin dengan akumulasi garam yang tinggi di
lapisan permukaan. Masalah salinitas timbul apabila konsentrasi NaCl, Na2CO3,
Na2SO4 dan garam-garaman Mg terdapat dalam jumlah berlebihan. Garam NaCl adalah
yang paling dominan karena Natrium (Na+) akan terakumulasi pada lapisan tanah
atas dalam jumlah yang berlebihan.
1.2 Tujuan
Laporan pratikum
ini bertujuan untuk mengetahui mutu atau kualitas benih dan mampu melakukan
teknik Pengujian vigor benih. Seperti Teknik pengujian kecepatan tumbuh dan
keserempakan tumbuh serta Teknik pengujian benih terhadap kondisi salinasi atau
kekeringan. Penelitian ini bertujuan hubungan antara metode sortasi benih dengan
viabilitas dan vigor benih kacang tanah serta aplikasinya untuk menduga tingkat
ketahanan salinitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Vigor merupakan derajat kehidupan benih dan diukur berupa;
benih yang berkecambah, kecepatan perkecambahan, jumlah kecambah normal, pada
berbagai lingkungan yang memadai, selain itu juga harus diperhatikan semua
atribut perkecambahan secara morfologi dan fisiologis yang mempengaruhi
kecepatan, keseragaman pertumbuhan benih pada berbagai lingkungan, ini
merupakan tolak ukur ketahanan benih (fisiologis) atau kesehatannya (Delouche
dalam Kuswanto, 1996).Vigor benih dalam hitungan
absolut merupakan indikasi viabillitas benih yang menunjukkan benih kuat tumbuh
di lapang dalam kondisi yang suboptimum, dan tahan untuk disimpan dalam kondisi
yang tidak ideal (Sadjad, 1993).
Secara umum vigor diartikan sebagai kemampuan benih untuk
tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal. Vigor benih di
cerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing-masing yaitu kekuatan
tumbuh dan daya simpan benih. Kedua nilai fisiologis ini menempatkan benih pada
kemungkinan kemampuannya untuk tumbuh menjadi tanaman mormal meskipun keadaan
biofisik lapangan sub optimal atau suatu periode simpan yang lama (Sutopo,
2002). Semai dengan tingkat vigor yang tinggi mungkin dapat dilihat dari
penampilan fenotipe kecambah atau bibitnya (Sadjat, 1993).
Sutopo (2002), menyatakan bahwa pada hakekatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi yang tinggi. Vigor yang tinggi dicirikan antara lain oleh:
Sutopo (2002), menyatakan bahwa pada hakekatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi yang tinggi. Vigor yang tinggi dicirikan antara lain oleh:
·
Tahan
disimpan lama
·
Tahan
terhadap serangan hama dan penyakit
·
Cepat
dan merata tumbuhnya
·
Mampu
menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan
lingkungan tumbuh yang sub optimal.
Ekstensifikasi pertanian sering mendapat hambatan karena
jumlah lahan yang sesuai untuk dijadikan lahan pertanian semakin terbatas.
Lahan yang terbatas ini selalu menjadi masalah, di satu sisi produksi tanaman
harus ditingkatkan untuk memenuhi ketahanan pangan, di lain sisi tanah dan
produktivitasnya bermasalah. Sebagian tanah tersebut tidak sesuai
dijadikan sebagai lahan pertanian karena adanya faktor pembatas seperti tanah
masam, salin, dll.
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga
dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Di Indonesia semakin sering dijumpai tanah salin akibat
akumulasi garam yang tinggi di lapisan permukaan. Semua jenis tanah yang
tersebar di daerah arid dan semi arid serta sepanjang pesisir pantai dapat
berkembang menjadi tanah salin dengan akumulasi garam yang tinggi di lapisan
permukaan. Masalah salinitas timbul apabila konsentrasi NaCl, Na2CO3, Na2SO4
dan garam-garaman Mg terdapat dalam jumlah berlebihan. Garam NaCl .Menurut Rusell
(1958), kadar garam yang tinggi dapat menaikkan tekanan osmosis. Hal adalah yang paling dominan karena Natrium (Na+) akan
terakumulasi pada lapisan tanah atas dalam jumlah yang berlebihan.
Hal ini dapat
mengurangi kesanggupan benih mengabsorbsi air dan secara tidak langsung akan
menghambat perkecambahan benih, karena benih tidak memperoleh kadar air yang
cukup. Hal ini sesuai dengan pendapat Kamil (1979) yang menyatakan bahwa, jika
konsentrasi suatu larutan di sekitar biji tinggi dapat menyebabkan tidak atau
kurang meresapnya air ke dalam biji sehingga mengakibatkan benih tidak
berkecambah.
Bintoro et al. (1990) menyatakan bahwa, toleransi tanaman terhadap salinitas
tergantung pada jenis dan tingkat pertumbuhan tanaman. Dengan kata lain tanaman
mempunyai batas toleransi yang berbeda terhadap salinitas. Kebanyakan tanaman
pertanian sangat peka terhadap kandungan garam dalam tanah. Benih yang ditanam
di daerah yang mempunyai salinitas tinggi sangat sulit atau tidak dapat
berkecambah sama sekali. Hal ini disebabkan terhambatnya serapan air oleh
benih dan terjadi keracunan oleh ion-ion yang menyusun garam tersebut.
Vigor kekuatan
tumbuh benih merupakan derajat kehidupan benih dan diukur berupa; benih yang
berkecambah, jumlah kecambah normal, kecepatan perkecambahan (speed of
germination), laju pertumbuhan kecambah (seedling growth rate) pada
berbagai lingkungan yang memadai, selain itu juga harus diperhatikan semua atribut
perkecambahan secara morfologi dan fisiologis yang mempengaruhi kecepatan,
keseragaman pertumbuhan benih pada berbagai lingkungan, ini merupakan tolak
ukur ketahanan benih (fisiologis) atau kesehatannya (Kuswanto, 1996).
Benih yang memiliki
vigor rendah menurut Copeland (1980) akan berakibat terjadinya:
a). Kemunduran
benih
b). Makin sempitnya
keadaan lingkungan dimana benih dapat tumbuh
c). Kecepatan
berkecambah menurun
d). Kepekaan akan
serangan hama
e). Meningkatnya
jumlah kecambah abnormal
f). Rendahnya
produksi tanaman
Vigor benih adalah kemampuan
tumbuh benih menjadi tanaman berproduksi normal dalam kondisi sub optimum..
beberapa kondisi sub optimum dilapang
misalnya : kondisi kekeringan, tanah salin, tanah asam, tanah penyakit,
dsb.Benih yang mampu mengatasi kondisi tersebut termasuk lot benih bervigor
tinggi ( anonim,2011).
Pada hakekatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat
produksi, artinya dari benih yang bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat
produksi yang tinggi. Vigor benih yang tinggi dicirikan antara lain tahan
disimpan lama, tahan terhadap serangan hama penyakit, cepat dan merata
tumbuhnya serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi
baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang sub optimal. Pada umumnya uji vigor
benih hanya sampai pada tahapan bibit. Karena terlalu sulit dan mahal untuk
mengamati seluruh lingkaran hidup tanaman. Oleh karena itu digunakanlah kaidah
korelasi misal dengan mengukur kecepatan berkecambah sebagai parameter vigor,
karena diketahui ada korelasi antara kecepatan berkecambah dengan tinggi
rendahnya produksi tanaman. Rendahnya vigor pada benih dapat disebabkan oleh
beberapa hal antara lain faktor genetis, fisiologis, morfologis, sitologis,
mekanis dan mikrobia ( Jurnalis kamil ).
Salinitas adalah
tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat
mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian besar
danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini
dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini,
secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan
sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih
dari 5%, ia disebut brine (http://id.wikipedia.org/wiki/Salinitas)
Garam-garaman utama
yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%),
magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%)
teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida
Salinitas adalah banyaknya zat yang terlarut. Zat yang
terlarut ini meliputi garam-garam anorganik, senyawa-senyawa organik yang
berasal dari organisme hidup dan gas-gas terlarut. Fraksi terbesar dari bahan
terlarut terdiri dari garam-garam anorganik yang berbentuk ion-ion. Enam jenis
anorganik membentuk 99,28% berat dari bahan anorganik padat. Ion-ion adalah
klor, natrium, sulfat, magnesium, kalsium dan kalium, sedangkan lima iom
berikutnya yaitu bikarbonat, bromida, asam borat dan stronsium menambah 0,71%
berat, sehingga 11 ion ini membentuk 99,99% berat zat terlarut (Nybakken, 1992)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Pratikum ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Benih Kampus Gunung Gede Diploma Institut Pertanian Bogor. Kegiatan pratikum ini berlangsung selama seminggu, mulai dari tanggal 5 desember 2012 s/d 12 desember 2012.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam pratikum viabilitas benih kali ini adalah tali, plastik , APB,baki , subsrat , petridish . Sedangkan bahan yang digunakan diantaranya adalah kertas merang, benih jagung (Zea mays), tomat (Lycopersicum esculantum) dan kacang hijau (Phaseolus radiatus) , air , larutan NaCl , label perlakuan, spidol ,plastik.
3.3 Prosedur Kerja
Untuk vigor benih
terhadap kekeringan
a)
Sediakan alat dan bahan seperti
yang tersebut diatas
b)
Pisahkan kertas merang untuk
kadar garam dalam air yang 0%, 2% dan 5% . 5 kertas / perlakuan
c)
Masing-masing kertas merang yang
telah dipisahkan , direndam dengan larutan sesuai dengan perlakuannya(3 kertas
saja).Setelah itu letakkan benih yang ingin diuji sebanyak 25 benih / perlakuan
d)
Untuk benih kedelai dan jagung
ditanam dengan metode UAK, dengan setiap gulungan ditanam 25 butir benih dengan
perlakuan larutan NaCl 0% ,2% dan 5%
e)
Untuk benih tomat , menggunakan
metode UDK . Dibagi menjadi tiga perlakuan yakni NaCl 0% , 2% dan 5%
f)
Setelah itu , untuk metode UAK
dilapisi lagi dengan 2 kertas merang. Kemudian digulung dan dimasukkan kedalam
APB yang sebelumnya telah diberi label perlakuan
g)
Untuk metode UDK tidak perlu
dilapisi lagi langsung dimasukkan ke APB
h)
Lalu amati kecambah normal ,
abnormal dan mati sehingga didapat daya kecambah benih tersebut
Untuk KST dan KCT
a) Sediakan alat
dan bahan
b) Untuk KST dan
KCT ini hanya memerlukan benih jagung dan kacang hijau
c) Rendam kertas
merang kedalam air lalu keringkan dengan
alat pengepress
d) Letakkan
masing-masing benih 25 butir dengan pola zigzag ke atas kertas merang yang
telah dialasi plastik
e) Lalu lapisi lagi
dengan dua kertas merang dan digulung
f) Beri label
perlakuan dan masukkan kedalam alat pengecambah benih
g) Amati KCT tiap
harinya selama 5 hari dan KST dihari ke 5 dan 7
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data hasil penelitian
%
DB Uji Vigor Terhadap Kekeringan
a)
Tomat ( Lycopersicum esculantum)
Kelompok
|
Kontrol
|
2%
|
5%
|
||||||
N
|
A
|
M
|
N
|
A
|
M
|
N
|
A
|
M
|
|
1
|
0
|
0
|
100
|
0
|
0
|
100
|
0
|
0
|
100
|
2
|
0
|
0
|
100
|
0
|
0
|
100
|
0
|
0
|
100
|
3
|
0
|
0
|
100
|
0
|
0
|
100
|
0
|
0
|
100
|
4
|
60
|
12
|
28
|
0
|
0
|
100
|
0
|
0
|
100
|
Rata-rata
|
15
|
3
|
82
|
0
|
0
|
100
|
0
|
0
|
100
|
b)
Jagung (Zea mays)
Kelompok
|
Kontrol
|
2%
|
5%
|
||||||
N
|
A
|
M
|
N
|
A
|
M
|
N
|
A
|
M
|
|
1
|
88
|
0
|
12
|
96
|
0
|
4
|
0
|
0
|
100
|
2
|
100
|
0
|
0
|
40
|
12
|
48
|
0
|
0
|
100
|
3
|
96
|
0
|
4
|
96
|
0
|
4
|
0
|
0
|
100
|
4
|
84
|
16
|
0
|
0
|
0
|
100
|
0
|
0
|
100
|
Rata-rata
|
92
|
4
|
4
|
58
|
3
|
39
|
0
|
0
|
100
|
c)
Kacang Hijau(Phaseolus radiatus)
Kelompok
|
Kontrol
|
2%
|
5%
|
||||||
N
|
A
|
M
|
N
|
A
|
M
|
N
|
A
|
M
|
|
1
|
68
|
0
|
32
|
0
|
0
|
100
|
0
|
0
|
100
|
2
|
80
|
0
|
20
|
0
|
0
|
100
|
0
|
0
|
100
|
3
|
0
|
0
|
100
|
8
|
0
|
92
|
0
|
0
|
100
|
4
|
48
|
12
|
40
|
0
|
44
|
56
|
0
|
0
|
100
|
Rata-rata
|
49
|
3
|
48
|
2
|
11
|
87
|
0
|
0
|
100
|
KCT Jagung
Hari ke-
|
Jam
|
Etmal
|
Benih Normal
|
%KN
|
%kn/etmal
|
0
|
16.00
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
16.00
|
1
|
0
|
0
|
0
|
2
|
16.00
|
2
|
0
|
0
|
0
|
3
|
16.00
|
3
|
0
|
0
|
0
|
4
|
16.00
|
4
|
0
|
0
|
0
|
5
|
14.00
|
4,8
|
19
|
76
|
15,8
|
6
|
16.00
|
6
|
2
|
84
|
14
|
7
|
16.00
|
7
|
0
|
84
|
12
|
KCT Kacang Hijau
Hari ke-
|
Jam
|
Etmal
|
Benih Normal
|
%KN
|
%kn/etmal
|
0
|
16.00
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
16.00
|
1
|
0
|
0
|
0
|
2
|
16.00
|
2
|
0
|
0
|
0
|
3
|
16.00
|
3
|
0
|
0
|
0
|
4
|
16.00
|
4
|
0
|
0
|
0
|
5
|
14.00
|
4,8
|
15
|
60
|
12,5
|
6
|
16.00
|
6
|
0
|
60
|
10
|
7
|
16.00
|
7
|
0
|
60
|
8,6
|
KST Jagung
Hari ke-
|
Jam
|
Etmal
|
Benih Normal
|
%KN
|
%kn/etmal
|
5
|
16.00
|
5
|
25
|
100
|
20
|
7
|
16.00
|
7
|
0
|
100
|
14,29
|
KST Kacang Hijau
Hari ke-
|
Jam
|
Etmal
|
Benih Normal
|
%KN
|
%kn/etmal
|
5
|
16.00
|
5
|
17
|
68
|
13,6
|
7
|
16.00
|
7
|
0
|
68
|
9,7
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data
diatas dan pengamatan yang dilakukan beberapa hari dapat diketahui bahwa uji
keserempakan dan kekuatan tumbuh sangat mempengaruhi tingkat vigor suatu
benih.Vigor benih dapat diamati melalui perlakuan NaCl pada benih.Dari data
diatas , baik pada tomat , kacang hijau ataupun jagung memiliki tingkat
berkecambah normal yang tinggi diatas 15% bahkan mencapai kisaran 90% . Pada
perlakuan NaCl 2% , masih terdapat benih hidup akan tetapi kuantitasnya lebih
rendah dari perlakuan kontrol.Terakhir pada perlakuan NaCl 5% , tidak ada satu
benih pun yang mampu hidup. Artinya dari fakta ini , dapat diketahui bahwa
benih masih bisa bervigor apabila kandungan garam dalam tanah tersebut masih
diambang batas yakni 2%. Sedangkan tanah yang memiliki kandungan garam yang
tinggi hingga mencapai 5% , benih cenderung mati atau tidak dapat mentolerir
lingkungan tersebut.
Pada
benih jagung dan kacang hijau yang diamati unsur kecepatan dan keserempakan
tumbuhnya rata-rata menunjukkan hasil yang baik. Hal tersebut dibuktikan dengan
pencapaian hasil yang tinggi pada kecepatan maupun keserempakan tumbuhnya. Kecepatan
tumbuh bahkan berkisar 15 % per etmalnya untuk jagung dan 12% untuk benih
kacang hijau.Sedangkan pada keserempakan tumbuh mencapai kisaran 20% pada
jagung dan 13 % pada kacang hijau.
Toleransi tanaman
terhadap salinitas tergantung pada jenis dan tingkat pertumbuhan tanaman.
Setiap tanaman mempunyai batas toleransi yang berbeda terhadap salinitas.
Tanaman pertanian sangat peka terhadap kandungan garam dalam tanah. Benih yang
ditanam di daerah dengan keadaan salinitas tinggi sangat sulit atau tidak dapat
berkecambah sama sekali. Tanah salin merupakan salah satu jenis tanah marginal
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik pada fase perkecambahan maupun fase
lainnya.
Pengaruh salinitas terhadap perkecambahan
mencakup dua hal, yaitu pengaruh tekanan osmosis yang tinggi sehingga benih
sulit menyerap air dan pengaruh kimia atau keracunan ion-ion spesifik yang
menyusun garam
Jadi
tingginya tingkat keserempakan dan kecepatan tumbuh pada benih merupakan
besarnya kekuatan vigor terhadap lingkungan suboptimum. Dan lingkungan
suboptimum itu berupa kekeringan yang diidentikan dengan pemberian larutan NaCl
ada perlakuan benih
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan
yang didapat dari pratikum diatas adalah :
1.
Kesalahan dalam penyusunan benih
atau peletakan yang tidak rapi dapat menyebabkan plumulanya membengkok sehingga
menjadi benih abnormal
2.
Persentase keserempakan tumbuh
benih yang rendah menunjukkan vigor yang rendah pula
3.
Benih dikatakan vigor apabila
menunjukkan kekuatan dan keserempakan tumbuh yang homogen
4.
Faktor yang mempengaruhi
keserempakan dan kecepatan tumbuh benih antara lain mutu benih yang rendah ,
kurang selektif dalam memilih benih dan faktor lingkungan itu sendiri saat
dilakukannya pratikum
5.
Benih masih bisa mentolerir tanah
salin yang mengandung garam sebesar 2% , namun apabila telah mencapai 5% atau
lebih benih sudah tidak bisa tumbuh
6.
Pratikum ini dilakukan
karena mengingat kondisi tanah Indonesia
yang kebanyakan mengandung tanah salin
7.
Pengujian keserempakan dan vigor
benih bertujuan mengetahui benih bervigor yang mampu hidup dikondisi suboptimum
DAFTAR PUSTAKA
http//www.google.com/bab
i-pendahuluan-html//diakses tanggal 18 desember 2012
Qadir,A.2012.Hand Out Pengantar Teknologi Benih.IPB:Bogor
Sadjad,Sjamsoe’oed.1993.Dari Benih Kepada Benih.PT Gramedia
Widiasarana Indonesia: Jakarta
Sutopo , lita.
1993. Teknologi Benih Fakultas Pertanian UNIBRAW . Pt raja
grafindo Persada , Jakarta
Comments
Post a Comment