budidaya karet
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karet
merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan lingkup
internasional. Di Indonesia, karet merupakan salah satu komoditas perkebunan
andalan yang menunjang perekonomian negara. Hasil devisa yang diperoleh dari
karet cukup besar. Bahkan, Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia
hingga mengungguli negara asal tanaman
karet yakni Amerika Selatan. Namun, seiring berjalannya waktu Indonesia
menduduki peringkat kedua dalam penghasil karet.
Sebagai
komoditas penting perkebunan, karet
banyak dibudidayakan rakyat, PTP maupun perusahaan swasta. Luas lahan karet yang
dimiliki Indonesia mencapai 3-3,5 juta hektar. Dengan luas tersebut, Indonesia
menjadi negara dengan luas lahan terbesar. Akan tetapi, luas lahan tersebut
tidak diimbangi dengan produktivitas yang baik. Produktivitas lahan karet di
Indonesia rata – rata rendah dan mutu karet yang dihasilkan juga kurang
memuaskan. Bahkan, dipasaran internasional karet Indonesia terkenal sebagai
karet bermutu rendah. Akibatnya, harga jual karet menjadi rendah dan tingkat
kepercayaan konsumen karet juga menurun. Oleh karena itu, dalam pratikum kali
ini kami mempelajari budidaya tanaman karet khususnya pembibitan dengan batang
bawah.
Tujuan
Adapun
tujuan pratikum kali ini adalah untuk mengetahui cara budidaya tanaman karet
terutama proses pembibitannya. Selain itu, untuk mengetahui bentuk tanaman
karet dan jarak tanam yang sesuai dalam proses pembibitan serta teknik pembibitan
dengan batang bawah.
PEMBAHASAN
Hasil
a.
Pengambilan
bibit pohon karet yang tumbuh secara liar
b.
Bibit
pohon kelapa sawit yang telah diambil
c.
Persiapan
lahan
d.
Pengukuran,
pembuatan bedengan, penanaman bibit pohon karet
e.
Pengukuran,
penanaman bibit pohon karet, dan bibit pohon karet setelah tanam
Pembahasan
Salah
satu hal dalam pembibitan adalah pembibitan batang bawah. Pekerjaan dalam pembibitan
dalam batang bawah meliputi lima hal, yaitu penetapan tempat pembibitan; pengolahan
tanah; pengadaan benih; penyemaian benih; dan pemeliharaan benih.
Batang bawah harus merupakan induk yang
diperoleh dari pembiakan generatif yang masih muda. Biji yang digunakan
hendaknya berupa biji karet yang minimal salah satu induknya diketahui atau
lebih baik lagi kalau kedua induknya diketahui. Biji yang baik adalah biji yang
diambil dari kebun yang biasa menghasilkan.
Biji sapuan atau illegition tidak baik dijadikan batang bawah. Biji sapuan adalah
biji yang dihasilkan dari penyerbukan silang dimana bunga betinanya diketahui dengan pasti sedangkan bunga
jantannya tidak diketahui. Contoh biji sapuan adalah biji sapuan dari kebun
karet yang tidak terpilih atau biji dari kebun karet klonal yang letaknya
berdekatan dengan kebun karet yang tidak terpilih.
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam
pratikum kali ini adalah cangkul, meteran dan gunting. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah tanaman karet muda dengan tinggi ± 20cm.
Cara Kerja
Adapun cara
kerja dalam praktikum kali ini adalah
1)
Ambil tanaman karet
muda sebanyak 20 – 25 bibit yang memenuhi syarat yaitu tingginya sekitar 20 cm;
memiliki daun sekitar 7 - 10 helai; tidak busuk; batangnya sudah kuat; biji
karet masih lekat pada akar; dan tumbuh dengan baik.
2)
Potong bagian akar yang
terlalu panjang agar pada saat penanaman akarnya tidak bengkok dan gunting
sebagian daun tanaman untuk mengurangi terjadinya penguapan.
3)
Buat bedengan50 cm x
500cm dan lubang tanam.
4)
Tanam dengan jarak
tanam 40 cm x 40cm dan jarak antar bedengan 60 cm.
KESIMPULAN
Tanaman
karet merupakan tanaman perkebunan yang didalam penanaman areal baru menggunakan
bibit okulasi. Salah satu caranya dengan menggunakan batang bawah yang menggunakan
bijinya telah diketahui induknya. Salah satunya adalah biji sapuan atau biji illegition yang tidak baik untuk
dijadikan batang bawah. Biji sapuan merupakan biji yang berasal dari induk yang
bunga jantannya tidak diketahui dan bunga betinanya diketahui.
DAFTAR
PUSTAKA
Cahyono, B. 2010.
Cara Sukses Berkebun Karet. Pustaka Mina:
Jakarta
Tim Penulis PS. 2008. Panduan
Lengkap Karet. Penebar Swadaya: Jakarta
Comments
Post a Comment