PENYIMPANAN BENIH REKALSITRAN
“PENYIMPANAN BENIH REKALSITRAN”
Kelompok 2
Mira Aryuni J3W412005
Fatmawati J3W412006
Helen Hernita J3W412009
Lukman Ahmadi J3W412010
PK : Produksi dan
Pengembangan Pertanian Terpadu
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan sekalian
alam kami ucapkan dan shalawat beriring salam kami limpahkan kepada nabi
junjungan alam yakni nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga serta
penerus-penerusnya.
Selanjutnya kami bersyukur kepada
Allah SWT yang telah memberi kesempatan dan kemampuan untuk menyusun sebuah
laporan penelitian sederhana ini .
Laporan ini diberi judul “ Penyimpsnsn
Benih Rekalsitran”.
Kami juga mengucapkan terimakasih
yang sebesar – besarnya kepada guru pembimbing dan semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan ini. Laporan ini disusun dengan maksud
untuk melengkapi tugas mata kuliah Pengantar Teknologi Benih dan memberikan
pengetahuan tambahan kepada pembaca mengenai penyimpanan benih rekalsitran
Akhir kata , semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menambah pengetahuan . Kami menyadari
laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu , kami sebagai menulis
mengharapkan saran dan kritik yang konstukrif demi baiknya laporan ini.
Bogor , 1 Januari
2013
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar2
Daftar Isi3
Pendahuluan4
Latar
Belakang4
Tujuan5
Tinjauan Pustaka6
Metodologi
Penelitian8
Tempat
Dan Waktu8
Alat
Dan Bahan8
Prosedur
Kerja8
Pembahasan10
Data
Hasil Penelitian10
Pembahasan12
Kesimpulan14
Lampiran15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih
merupakan sesuatu yang kompleks. Dimana dalam tubuh benih sekecil itu sendiri
telah terdapat stukrtur yang sempurna.Benih adalah awal dari kehidupan
tanaman.Benih pada umumnya terbagi kedalam dua kelompok yakni ortodoks dan
rekalsitran.Dimana kedua benih tersebut memiliki sifat yang berlawanan.
Sebelum
dipasarkan kepada konsumen , benih melalui tahap penyimpanan. Tujuan dari
penyimpanan tersebut adalah menunggu harga pasar stabil dan yang terpenting
adalah untuk mempertahankan mutu ( viabilitas) benih agar tetap tinggi sampai
benih ditanam kembali.
Faktor
– faktor penyimpanan benih terdiri dari jenis benih dan lingkungan simpan. Jika
ditinjau dari jenis (kelompok) benih maka hal – hal yang harus diperhatikan
adalah sebagai berikut :
1.
Penyimpanan benih
memerlukan informasi mengenai identitas benih , apakah termasuk kelompok benih
ortodoks , intermediate atau rekalsitran
2.
Benih ortodoks tahan
terhadap penurunan kadar air 5-6% dan dapat disimpan pada suhuh dibawah 0oc
dengan RH rendah . Sifat demikian membuat benih ortodoks tahan disimpan
lama.Contoh benih ortodoks seperti padi ,kedelai , jagung , tomat ,semangka
,terong , selada dan wortel
3.
Benih rekal sitran
berdaya simpan pendek , sensitif terhadap kadar air rendah antara 12 % sampai
31 %.Contoh benihnya adalah benih durian , nangka , alpukat ,rambutan ,mangga
dan salak
4.
Benih intermediate
memiliki sifat sama dengan ortodoks dalam ketahanan terhadap desikasi (
penurunan kadar air hingga 10%) , tetapi tidak tahan terhadap suhu rendah (
dibawah 15%). Contoh benih ini adalah kopi , pepaya dan belimbing
Sedangkan
jika ditinjau dari lingkungan simpan , maka hal yang mempengaruhi adalah
sebagai berikut :
1.
Faktor abiotik(fisik)
yang terpenting adalah suhu ruang simpan dan RH
2.
Faktor biotik meliputi
mikroorganisme , serangga dan hewan pengerat yang sering dijumpai digudang
simpan.
Dalam
pratikum kali ini , yang diujicobakan adalah penyimpanan benih rekalsitran.
Benih yang digunakan adalah benih nangka. Benih ini mudah terkontaminasi dan cepat
berkecambah mengingat kadar air pada benih ini sangat tinggi. Untuk itu
digunakan metode penyimpanan yang tepat yakni dengan pengaturan suhu dan
pengaturan RH.
Kendala
pada penyimpanan benih rekalsitran :
1.
Tidak tahan dikeringkan
2.
Tidak tahan disimpan
pada suhu rendah
3.
Mudah terkontaminasi
mikroorganisme terutama cendawan
4.
Memerlukan oksigen
untuk respirasi yang pada gilirannya akan menghabiskan energi cadangan
5.
Terjadi perkecambahan
selama penyimpanan
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan pratikum ini adalah untuk mengetahui perlakuan manakah yang merupakan
metode penyimpanan yang tepat untuk benih rekalsitran agar daya simpan untuk
benih rekalsitran dapat bertahan lama sehingga viabilitasnya dapat terjaga
dengan baik
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Benih tanaman adalah
bakal biji yang dibuahi (struktural), yang digunakan untuk pertanaman
(fungsional), sebagai sarana untuk mencapai produksi maksimum (agronomis),
sebagai wahana teknologi maju yang mampu melestarikan identitas genetik dengan
mencapai derajat kemurnian genetik yang setinggi-tingginya (teknologi), dan
sebagai produk artifisial yang sangat spesifik dan efisien (sadjad,1993).
Benih tanaman merupakan
salah satu sarana budidaya tanaman yang mempunyai peranan yang sangat
menentukan dalam upaya peningkatan produksi dan mutu hasil budidaya tanaman
yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraan
masyarakat. Untuk mendapatkan benih tanaman yang diharapkan dapat menghasilkan
benih yang siap dipasarkan atau digunakan dengan kemurnian dan perkecambahan
yang maksimum, maka dilakukanlah suatu kegiatan prosesing benih dimulai dari
kegiatan pra prosesing, pengeringan, pembersihan, pemilahan, perlakuan benih,
pengemasan, penyimpanan dan pemasaran.
Penyimpanan
benih merupakan kegiatan prosesing benih yang bertujuan mempertahankan mutu (
viabilitas ) benih agar tetap tinggi sampai benih ditanam. Untuk melakukan
penyimpanan benih, tidak bisa dilakukan sembarangan saja melainkan adanya faktor-faktor penyimpanan
benih yang perlu diketahui. Faktor-faktor penyimpanan benih tersebut
diantaranya: mengetahui jenis (kelompok) benih dan lingkungan simpan.
penyimpanan benih memerlukan informasi mengenai identitas benih,apakah termasuk
kelompok benih ortodoks,rekalsitran atau intermediate dikarenakan informasi
tersebut berguna untuk perlakuan penyimpana benih itu sendiri
Rekalsitran
adalah benih yang sangat peka terhadap pengeringan dan akan mengalami
kemunduran pada kadar air dan suhu yang rendah. Pada saat masa panen /
fisiologi memiliki kandungan air yang relatif tinggi. Biji tipe ini memiliki
ciri-ciri antara lain hanya mampu hidup dalam kadar air tinggi (36-90 %). Penurunan kadar air bada biji tipe ini akan
berakibat penurunan viabilitas biji hingga kematian, sehingga biji tipe ini tidak
bisa disimpan dalam kadar air rendah
Menurut
Sutarno Dkk (1997) Benih yang bersifat rekalsitran, akan mati kalau kadar
airnya diturunkan sebelum mencapai kering dan tidak tahan di tempat yang
bersuhu rendah.contoh benih ini adalah Agathis
lorantifolia Salisb (dammar),Diosypros
celebica Back (eboni) ,Hevea
brasiliensis Aublet (Kayu karet),Macadamia
hildenbrandii Steen (makadame), termasuk juga benih nangka (Artocarpus integra ).
Metode
penyimpanan benih rekalsitran sangat berlawanan dengan penyimpanan benih
ortodoks , dan daya simpannya relatif pendek. Benih rekalsitran mempunyai kadar air tinggi, untuk itu dalam
penyimpanan kadar air benih perlu dipertahankan selama penyimpanan. Penyimpanan
dapat menggunakan serbuk gergaji atau serbuk arang. Caranya yaitu dengan
memasukkan benih kedalam serbuk gergaji atau arang.
Penyimpanan
benih rekalsitran secara umum, suhu ruang simpan sedang dengan kadar air benih
yang tinggi, pada RH yang tinggi, dengan ketersediaan oksigen yang cukup.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu
3.2 Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam pratikum kali ini adalah sealer , baki , cawan kadar air ,
oven, timbangan digital , desikator , hekter ,dan cutter .Sedangkan bahan yang
digunakan adalah benih nangka , arang sekam
, air ,plastik , label perlakuan ,polybag , pasir , dan mika.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1
Ekstraksi benih nangka dari buahnya
3.3.2
Cuci benih tersebut dengan air mengalir
3.3.3
Masukkan kedalam plastik dengan 4 perlakuan yakni AC arang sekam lembab , AC
arang sekam kering , Suhu kamar arang sekam lembab dan Suhu kamar arang sekam
kering.Dengan masing – masing perlakuan berjumlah 6 benih nangka disertai label
perlakuan
3.3.4
Sealer masing – masing plastik
3.3.5
Masukkan arang sekam kedalam 4 mika yakni 2 sekam lembab dan 2 sekam
kering.Sekam lembab yakni ditambahkan dengan sedikit air
3.3.6
Masukkan plastik yang telah di sealer kedalam mika sesuai perlakuan dan hekter
mika
3.3.7
Masukkan mika kedalam baki.sesuai ketentuan yakni untuk Suhu kamar dan AC
3.3.8
Ambil 1 benih dari sisa benih yang telah diekstaksi tadi untuk dihitung kadar
airnya
3.3.9
Catat kadar air umum benih nangka dan lakukan juga penghitungan kadar air benih
untuk masing – masing perlakuan pada minggu pertama
3.3.10
Diikuti dengan pemindahan benih dari mika ke polybag dan lakukan pengamatan
berapa benih yang tumbuh serta hitung daya kecambahnya
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Data hasil penelitian
Data kadar air umum benih nangka
Kelompok
|
M1
|
M2
|
M3
|
Kadar
air
|
1
|
-
|
-
|
-
|
64,83%
|
2
|
39,73
|
45,34
|
43,96
|
24,59%
|
3
|
39,80
|
46,09
|
43,16
|
46,58%
|
4
|
40,30
|
47,78
|
44,54
|
43,31%
|
Ket : - = datanya tidak ada
Sehingga dapat diperoleh grafik sebagai
berikut
Sedangkan
untuk kadar air benih nangka berdasarkan perlakuan adalah sebagai berikut
Kelompok
|
Kadar air berdasarkan perlakuan
|
|||
AC sekam lembab
|
AC sekam kering
|
T. kamar
sekam lembab
|
T.kamar sekam kering
|
|
1
|
53,80%
|
46,14%
|
44,60%
|
48,27%
|
2
|
30,93 %
|
44,66%
|
45,11%
|
50,99%
|
3
|
53,61%
|
38,82%
|
46,36%
|
47,06%
|
4
|
48,56%
|
45,85%
|
45,45%
|
46,78%
|
Sehingga
diperoleh grafik sebagai berikut
Untuk
daya kecambahnya , diperoleh data sebagai berikut
Kelompok
|
Daya kecambah berdasarkan perlakuan
|
|||
AC sekam lembab
|
AC sekam kering
|
T. kamar
sekam lembab
|
T.kamar sekam kering
|
|
1
|
0
|
80%
|
80%
|
40%
|
2
|
80%
|
60%
|
80%
|
100%
|
3
|
80%
|
80%
|
60%
|
60%
|
4
|
0
|
80%
|
20%
|
20%
|
Sehingaga
diperoleh grafik sebagai berikut
4.2 Pembahasan
a)
Dari data tabel dan
grafik diatas, besar daya perkecambahan untuk masing-masing perlakuan dari
kelompok satu antara lain : perlakuan suhu AC arang sekam lembab adalah 0,
untuk perlakuan suhu AC arang sekam kering sebesar 80%,perlakuan suhu kamar
arang sekam lembab 80% dan perlakuan suhu kamar arang sekam kering adalah
sebesar 40%.
b)
Untuk kelompok dua,
besar daya perkecambahan untuk masing-masing perlakuan antara lain : perlakuan suhu
AC arang sekam lembab adalah sebesar 80%, untuk perlakuan suhu AC arang sekam
kering sebesar 60%,perlakuan suhu kamar arang sekam lembab 80% dan perlakuan
suhu kamar arang sekam kering adalah sebesar 100%.
c)
Besar daya
perkecambahan untuk masing-masing perlakuan dari kelompok tiga antara lain :
perlakuan suhu AC arang sekam lembab adalah sebesar 80%, untuk perlakuan suhu
AC arang sekam kering sebesar 80%,perlakuan suhu kamar arang sekam lembab 60%
dan perlakuan suhu kamar arang sekam kering adalah sebesar 60%.
d)
Besar daya
perkecambahan untuk masing-masing perlakuan dari kelompok empat antara lain :
perlakuan suhu AC arang sekam lembab adalah sebesar 0, untuk perlakuan suhu AC
arang sekam kering sebesar 80%,perlakuan suhu kamar arang sekam lembab 20% dan perlakuan
suhu kamar arang sekam kering adalah sebesar 20%.
BAB
V
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas , maka penulis merumuskan beberapa kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
1. Dari
berbagai jenis perlakuan yang diatas, perlakuan dengan jumlah persentasi
tertinggi dalam daya berkecambahnya yaitu perlakuan dengan suhu Ac lembab dan
suhu Ruang Kamar. Karena untuk benih rekalsitran lebih cepat berkecambah dalam
keadaan suhu lembab.
2. Untuk
perlakuan yang dalam keadaan kondisi kering yaitu perlakuan Ac kering dan suhu
Kanar Kering persentasi daya berkecambahnya rendah dikarenakan benih jenis
rekalsitran tidak tahan terhadap kekeringan.
ternyata dari dulu benihnya emangnangka ya.. wkwkw
ReplyDeletehahah iya kah ??
Delete