PENGALAMAN MENGIKUTI BEASISWA CCIP 2017/2018 : SUKA DUKA MEDICAL CHECK UP (MCU)



Setelah menerima email nominated, aku segera mencari informasi dimana aku bisa melakukan semua tahapan MCU yang diminta. FYI, pihak aminef meminta nominated candidates untuk melakukan MCU sesuai form yang diminta. Pengisian dilakukan dalam bahasa inggris jadi ada baiknya kamu memilih RS yang sudah terakreditasi dan dokternya bersedia mengisi form dalam bahasa inggris. Selain itu, kandidat juga diminta untuk melakukan vaksin Polio, DPT dan MMR serta TB skin Test. Langkah awal yang aku lakukan adalah mendatangi RS dan puskesmas yang ada di kotaku namun hasilnya nihil stok vaksin tidak tersedia pemirsah. Kemudian aku menghubungi hampir semua RS yang ada di Pekanbaru mengenai ketersediaan vaksin. Setelah menghubungi tersebut , ada beberapa RS yang bersedia untuk melakukan vaksin DPT dan POLIO. Akupun membuat janji temu di RS tersebut. Kalau vaksin MMR memang lagi langka nasional jadi susah nyarinya.
Setelah mendapat izin dari kantor, akhirnya aku pergi ke Pekanbaru untuk berjuang mencari vaksin. Perjuangan mencari vaksin ini benar-benar memakan waktu, tenaga, pikiran serta uang hehe. Setelah sampai ke Pekanbaru, keesokan harinya aku mendatangi Kantor Keselamatan Pelabuhan (KKP) Pekanbaru untuk membuat International Certificate Vaccine (ICP). ICV ini berlaku international sehingga aku bertekad untuk mendapatkannya. Sebenarnya surat keterangan dokter juga bisa tapi gatau kenapa aku lebih prefer ICV. Biar lebih meyakinkan pikirku. Setelah bertemu dengan salah satu petugas yang bernama Pak Rafis akhirnya beliau menyetujui untuk membuat ICV dengan syarat harus melakukan vaksin di RS Negeri jika tidak tersedia baru boleh RS Swasta berhubung vaksin yang diminta tidak tersedia di KKP. Ada perasaan senang setidaknya ada kejelasan. I will fighting for sure sir.
Keesokan harinya aku pergi ke RS Negeri yang ada di Pekanbaru tapi mereka bilang mereka tidak menyediakan vaksin tersebut. Jawaban yang sama aku terima dari RS Negeri yang lain. Kemudian aku memutuskan untuk pergi Ke RS Swasta dikarenakan RS Negeri tidak ada yang bisa memberikan vaksin tersebut. Akhirnya aku pergi ke RS A yang telah dijanjikan sebelumnya. Tapi kenyataan apa yang aku dapat. Mereka bilang vaksin yang diminta tidak tersedia. Aku bilang “ loh kemaren bilangnya ada makanya datang kesini” Mereka menjawab “ Tapi maaf mba barusan nelpon bagian labor vaksinnya lagi kosong” lalu akupun menjawab “ Yauda deh sus.. makasi banyak ya”. Akupun pulang dengan kecewa udah nunggu lama tapi hasilnya nihil. Aku bergegas menuju RS B yang jaraknya jauh dari RS A. Hasilnya sama guys.. nothing.
Perjalanan mencari vaksin masih berlanjut keesokan harinya. Masih aku ingat saat itu lagi musim penghujan. Aku berkeliling mencari RS menggunakan motor. Bisa dibayangkan betapa dinginnya dan harus berteduh sesering mungkin apabila hujan deras. Aku mendatangi setiap RS  untuk memohon penyuntikan vaksin tersebut. Ada salah satu RS yang menyediakan vaksin tersebut namun dokternya tidak bersedia menyuntikkannya padaku. Aku pun memelas namun sepertinya jurus ini tidak berhasil. Kembali pulang dengan tangan hampa dan hati yang rapuh ahaha.
Perjuangan masih berlanjut. Dengan penuh harapan aku menuju RS Santa Maria Pekanbaru. Akhirnya aku bisa melakukan MCU disana. Syukur Alhamdulillah. Hari pertama aku melakukan pemeriksaan fisik dan mengambil vaksin DPT serta tes Mantoux. Dokter sudah mengingatkan bahwa aku akan mengalami demam setelah vaksin DPT. Ternyata benar saja 30 menit setelah disuntik aku mulai merasakan panas tinggi. Aku mengalami demam selama 3 hari. Setelah hari keempat tepatnya hari sabtu, aku kembali ke RS untuk memeriksa hasil Mantoux dan Alhamdulillah hasilnya negatif. Kemudian aku mengambil vaksin polio. Wah pokoknya dokter dan susternya baik sekali.. Mereka sangat helpful. Senang sekali bisa melakukan MCU disini. Pelayanannya benar-benar memuaskan. ˜˜˜˜˜ deh pokoknya.
Hari senin aku pergi ke KKP untuk membuat ICV. Dengan membawa surat keterangan vaksin akhirnya permintaan membuat ICV ku dapat dipenuhi meskipun harus mengikuti serangkaian pemeriksaan seperti orang yang mau umrah atau haji. Tapi gpp yang penting ICV sudah ditangan. Gini nih penampakan ICVnya hehe….

Tinggal satu langkah lagi yakni vaksin MMR. Vaksin MMR ini lagi langka nasional sehingga hanya ada di Jakarta, Surabaya, Singapura dan Melaka (yang aku tahu). Akhirnya aku pilih Melaka sebagai tempat vaksin mengingat lokasi yang lebih dekat, biaya vaksin yang lebih murah dan kebetulan udah punya paspor. Bonusnya jalan2 sih heheh cari suasana baru. Aku vaksin di Mahkota Medical Centre. RS ini sudah terkenal bagi pesakit yang ingin berobat ke Malaka. Aku pun membuat janji temu dengan dokter melalui kantor perwakilan di Indonesia. Singkat cerita, saat aku tiba di Bandara Melaka sudah ada bus RS yang menjemput untuk menuju ke RS. Setelah sampai RS, aku langsung mengambil no antrian untuk pendaftaran dan membayar biaya pendaftaran sebesar rm 4. Kemudian langsung menuju ke lantai 4 untuk disuntik vaksin. Dokter dan susternya baik. Kebetulan yang menanganiku adalah dokter melayu. Beliau bernama Dr. Nor Azlina Binti Awang. Mereka berbahasa melayu bahkan Chinese pun berbahasa melayu jadi aku ngerasa kaya dikampung halaman ga berasa di luar negeri hehe. Setelah dipanggil untuk suntik, aku pun masuk keruangan untuk disuntik tak lupa juga minta stempel dokter dan TTDnya beserta label vaksin. Suntik vaksin nya tidak terasa sakit karena beliau menangani dengan saat baik. Padahal awalnya aku uda deg-degan banget. Masih berasa sakitnya suntik DPT hehe. Setelah selesai suntik akupun membayar biaya vaksin sebesar rm 51. Kemudian aku langsung menuju ke hotel. Cerita jalan.jalan dimelaka bisa kalian baca di post berikutnya ya hehe. Judulnya “Semalam di Melaka”.

Comments

Popular Posts