formulasi dan pemberian pakan

Laporan Pratikum                                           Hari,Tanggal : Sabtu,27 April 2013
M.K Formulasi dan Pemberian Pakan            Dosen            : Andri HendrianaS.Pi
                                                                        Assisten        : Gilang Satya L., AMd
                                                                                                Rosi Sulistiani , A.Md

FORMULASI DAN PEMBERIAN PAKAN
Disusun oleh  :
Mira Aryuni                J3W412005
Fenti Fatmawati          J3W412019
Pardianto Firmansyah    J3W412032 
Nadya Tri Andari        J3W412040
Salim Borahima           J3W412046
Fitra Dwi Novalia       J3W412056


PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
I.                   PENDAHULUAN

1.1               Latar Belakang
Dunia perikanan kini mempunyai tempat tersendiri didunia perekonomian. Dengan potensinya sebagai penghasil pangan bahkan pendapatan menjadikan usaha perikanan ini tidak lagi dipandang sebelah mata. Alhasil , semakin menjamurnya usaha – usaha budidaya perikanan. Hal ini juga diikuti dengan majunya pengetahuan mengenai usaha jenis tersebut.
Kesuksesan budidaya perikanan tidak terlepas dari teknik maupun cara pengelolaannya. Teknik pengelolaan tersebut didukung oleh komponen pendukung yang sangat penting dan harus ada pada usaha budidaya perikanan. Tanpa adanya komponen tersebut maka usaha perikanan tidak bisa berjalan bahkan tidak bisa mencapai hasil maksimal , sehingga merugikan sang peternak.Dengan demikian  komponen tersebut harus mendapat perhatian serius dari peternak.
Adapun komponen tersebut mengenai bahan baku pakan ikan. Bahan baku adalah bahan yang belum diproses yang selanjutnya dihancurkan , diproses atau dikombinasikan dengan bahan lain untuk menghasilkan produk akhir berupa pakan (Utomo 2013).Bahan baku yang digunakan harus mampu menghasilkan pakan yang baik sehingga cocok untuk dikonsumsi ikan. Bahan baku tersebut harus memenuhi syarat berupa potensi lokal tinggi , tidak mengandung Hazard Material , berbasis industri , tidak berkompetisi dengan kebutuhan manusia , berbasis hasil samping , ketersediaan melimpah , kadar protein yang memadai dan harganya kompetitif.
Setelah menentukan bahan baku , tahap selanjutnya adalah pembuatan pakan. Pembuatan pakan adalah membuat pakan dari berbagai bahan baku yang telah terpilih sehingga dihasilkan pelet (Utomo 2013).Dalam pembuatan pakan digunakan formulasi sehingga kadar protein , lemak , karbohidrat , freemix sesuai kebutuhan ikan sehingga dihasilkan produksi ikan yang tinggi. Umumnya formulasi dalam pembuatan pakan yang digunakan adalah metode bujur sangkar dan metode matematika.Tahapan dalam pembuatan pakan terdiri dari penepungan, pencampuran , steaming , pencetakan pakan , pendinginan , top dressing , pengepakan , penyimpanan dan pengangkutan
Tahap penyimpanan merupakan tahap yang tidak kalah pentingnya mengingat penyimpanan dapat memengaruhi kualitas nutrisi pakan sampai pakan tersebut diberikan.Pemberian pakan sebenarnya merupakan tujuan dalam pembuatan pakan itu sendiri.Pakan yang telah dibuat harus melalui uji biologis untuk mengetahui apakah pakan tersebut cocok atau tidak untuk ikan. Dari hasil tersebut kita bisa melakukan evaluasi apabila pakan  tidak sesuai target mungkin dikarenakan formulasi yang kurang cermat sehinga perlu dilakukan formulasi ulang.

1.2               Tujuan
Adapun tujuan dalam pratikum formulasi dan pemberian pakan adalah untuk mengetahui bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pakan serta formulasinya , cara pembuatan , penyimpanan pakan dan pemberian pakan kepada ikan sehingga menjadi pengetahuan dasar  dalam usaha budidaya kelak.

















II.                METODE
2.1              Pembuatan Pakan
Pratikum pembuatan pakan dilakukan pada hari rabu , 27 Februari  2013 di hacthery 2 . Alat – alat yang digunakan dalam pembuatan pakan adalah mesin penggiling ,  timbangan digital , baskom plastik  ,wajan besar , pipet tetes , sendok plastik , cerek pengukur , ember , gelas pengukur , sendok kayu  dan tripleks. Bahan – bahan yang digunakan adalah air , kertas , minyak ikan (1%) , pollard (cp 11,8%) , tepung ikan(cp 53,9%) , tepung MBM (cp 50%) , bungkil kedelai (cp 41,7%) , freemix (1%) , minyak jagung (1%) , binder (3%)
Pada skala industri besar , tahap pembuatan pakan dimulai dari penepungan , pencampuran , pengukusan , pencetakan , pengeringan , steaming , penyimpanan dan pengangkutan. Namun yang dilakukan di pratikum hanya tahap pembuatan pakan sederhana. Adapun cara yang dilakukan dalam pembuatan pakan terdiri atas beberapa langkah.Pertama cari jumlah bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan dengan formulasi metode bujur sangkar ataupun metode matematika , lalu hasilnya dikonversikan dari persen(%) ke gram(g). Kemudian bahan- bahan ditimbang sesuai ukuran target dengan timbangan digital.Selanjutnya bahan-bahan yang telah ditimbang tadi dicampurkan kedalam baskom , sebaiknya campurkan dulu bahan yang ukurannya sedikit agar campuran dapat merata.Tahap selanjutnya adalah bahan diaduk dengan sendok kayu atau langsung dengan tangan .Bahan yang diaduk diusahakan tercampur sehomogen mungkin. Lanjutkan dengan pencampuran pakan yang berukuran besar , lakukan hal yang sama seperti bahan yang berukuran kecil , tambahkan air jika diperlukan agar pencampuran lebih mudah.Setelah pencampuran rata , dilanjutkan dengan tahap pencetakan.Bahan yang telah tercampur homogen dimasukkan kedalam alat penggiling. Berikan tekanan saat pencetakan agar pakan yang dihasilkan baik. Pakan yang dihasilkan ditampung di wajan .Setelah itu , pakan yang didalam wajan di letakkan diatas triplek yang telah dilapisi kertas untuk dijemur. Penjemuran dilakukan selama satu (1) hari jika panas terik. Namun , jika hujan penjemuran bisa sampai berhari-hari sampai pakan tersebut benar - benar kering.Langkah terakhir adalah  pakan yang telah kering dimasukkan kedalam wadah untuk disimpan
2.2              Pengenalan Pakan
Pratikum ini dilakukan pada hari rabu , 13 Maret 2013 di hacthery 2. Alat– alat yang digunakan adalah baskom plastik besar , pena , sendok dan stopwatch. Sebaliknya , bahan yang digunakan adalah 18 jenis pakan , kertas dan air.
Pengenalan pakan dilakukan dengan pengamatan terhadap pakan . Adapun hal yang diamati adalah tekstur pakan , rasa , warna , bau , water stability , daya apung dan jenis pakan . Pengamatan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : Pertama , sampel dari masing - masing jenis pakan diambil dengan sendok dan ditaruh di kertas. Beri label di setiap jenis pakan. Lalu baskom diisi air sampai penuh. Pakan diamati sesuai parameter. Untuk tekstur pakan diamati dengan cara dirasakan dengan tangan Untuk rasa , pakan dicicipi sedikit di ujung lidah. Untuk water stability dan daya apung  , pakan dimasukkan ke dalam baskom lalu diamati daya apung dan ketahanannya dalam air menggunakan stopwatch.

2.3              Penyimpanan Pakan
Pratikum ini dilakukan pada hari rabu , 20 maret 2013 di hatchery 2. Alat - alat yang digunakan adalah gunting , box gabus , pisau , wajan , baskom .Bahan – bahan yang digunakan adalah pelet , label , batu es , gelas plastik (6) , air , ikan ekor kuning , cumi- cumi.
Adapun cara yang dilakukan dalam  penyimpanan pakan adalah sebagai berikut : Pertama , ikan dan cumi dipotong kecil – kecil dan dibersihkan. Lalu ikan dimasukkan ke dalam gelas plastik terbuka dan tertutup , begitu juga dengan cumi. Masukkan juga pelet kedalam gelas plastik terbuka dan tertutup . Kemudian , bahan – bahan tersebut diberi label perlakuan. Setelah itu , masukkan gelas plastik kedalam box gabus . Amati warna dan bau dari masing – masing perlakuan selama 3 hari.


III.       HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1  Hasil
A.Pembuatan Pakan
Tabel bahan yang digunakan (dalam satuan % )
No
Nama Bahan
Kadar Protein
Bahan yang dibutuhkan
Sumbangan Protein
1
MBM
50
9
4,5
2
T.Ikan
53,9
11,20
6,04
3
B.Kedelai
41,7
35,97
15
4
Pollard
11,8
37,83
4,46
5
Freemix
1
-


M.ikan
1
-


M.Jagung
1
-


Binder
3
-


Hasil yang diperoleh berdasarkan praktikum pembuatan pakan, pada pembuatan pakan yang dilkakukan oleh kelompok kami tidak begitu memuaskan. Hasilnya pakan yang dihasilkan tidak berbentuk pelet sepeti yang diharapkan. Bentuknya tidah seragam ada yang hancur dan ada pula yang bentuknya besar. Sehingga tidah seragam. Berdasarkan warna nya pakan yang kami buat juga berwarna coklat pekat. Kemungkinan kandungan pakan yang mempengaruhinya.
 Begitu pula pada saat pakan di uji coba kepada ikan, ikan tidak tertarik sama sekali untuk memakan nya.
B.Pengenalan Pakan
Tabel Hasil Pengenalan Pakan Ikan
No
Kode Pakan
Bentuk
Tekstur
Daya Apung
Water Stability
Bau
Rasa
Warna
Jenis Pakan
1
A
Mesh
+++
T
3-5’
**
*
Coklat
Larva udang
2
B
Pelet
+
TG
>6’
**
***
Coklat
Lobster
3
C
Mesh
+++
T
Hancur
**
*
Coklat
Lele
4
D
Mesh
+++
T
3-5
***
*
Coklat
Nila
5
E
Granular
++
T
3’
***
**
Kekuningan
Nila
6
F
Granular
+++
T
3-5’
**
**
Coklat
Bandeng
7
G
Granular
+
T
4’
***
**
Kehitaman
Koki
8
H
Pelet
++
T
3’
***
**
Coklat
Kurakura
9
I
Pelet
++
T
4’
**
***
Merah
Kurakura
10
J
Granular
++
T
6’
***
**
Coklat
Lohan
11
K
Pelet
+
T
5’
**
*
Hijau
Koki
12
L
Pelet
+
T
2’
**
*
Coklat
Koi
13
M
Crumbel
+
T
5’
**
**
Merah
Koky
14
N
Crumbel
+++
T
2’
**
*
Merah
Gapi
15
O
Granular
+++
TG
2’
**
**
Coklat
Larva cupang
16
P
Flake
+++
T
3’
***
***
Kekuningan
Ikan cupang
17
Q
Granular
+++
M
2’
***
***
Coklat
Cupang
18
R
Granular
+++
M
3’
***
***
Hijau
Cupang

Keterangan:
Tekstur                                   Daya Apung              Bau dan rasa
Halus         +++                       M =Melayang              Menyengat   ***
Sedang                  ++                          T =Terapung               Sedang         **
Kasar         +                            TG=Tenggelam           Kurang         *
C.Penyimpanan Pakan
Tabel Hasil Penyimpanan Pakan pada Dua Perlakuan

Perlakuan
Dibuang hari ke-
Tempat
Wadah (gelas)
Bahan Pakan
H 1
H 2
H 3
Sterofoam isi es
Tertutup
Cumi


ü   
Ikan ekor kuning


ü   
Sterofoam tertutup
Terbuka
Cumi
ü   


Ikan ekor kuning
ü   


Pelet

ü   

Tertutup
Cumi

ü   

Ikan ekor kuning

ü   

Sterofoam terbuka
Terbuka
Pelet

ü   

Pelet

ü   


3.2 Pembahasan
A.Pembuatan Pakan
Pakan ikan merupakan salah satu komponen pembiayaan terbesar dalam dalam budi daya ikan (sekitar 60 – 80 %). Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya pakan tersebut adalah dengan menyediakan pakan secara mandiri (home made fish feed ) dengan kualitas yang baik disertai harga pakan yang lebih terjangkau.
Ada beberapa tahap dasar yang harus di perhatikan dalam pembuatan pakan. Berikut langkah-langkahnya :
1.      Penepungan
Sebagian besar bahan baku pakan ikan pada umumnya masih berbentuk kasar dan tidak seragam ukurannya sehingga perlu dilakukan penghalusan. Jika hal ini tidak dilakukan maka akan menghambat proses pencampuran dan pencetakan. Penepungan merupakan tahap yang memfasilitasi dan pencetakan.
2.      Pencampuran
Proses ini adalah pencampuran dari berbagai bahan baku penyusun pakan untuk menghasilkan campuran yang homogen. Keseimbangan antara jumlah bahan yang dicampur dan waktu pencampuran sangat menentukan bahan tersebut tercampur secara merata atau tidak. Jika pencampuran terlalu singkat atau lama, maka  partikel tidak akan tercampur merata atau akan terpisah kembali sehingga tujuan ini tidak tercapai. Jumlah bahan dan waktu pencampuran adalah penentu kesuksesan tahap ini.
3.      Steaming (pengukusan)
Secara sederhana tahap ini dapat dilakukan dengan mengukus bahan pakan yang telah tercampur. Pengukusan juga dapat dilakukan dengan camber yang diberi tekan serta uap panas. Uap panas untuk mengaktifkan nutrien tertentu (bahan pengikat) yang berperan dalam menjamin kekompakan pakan.
4.      Percetakan pakan
Tujuan percetakan adalah mengubah campuran bahan campuran bahan yang masih adonan menjadi bentuk yang diinginkan. Dalam hal ini jika menggunakan mesin sangat penting untuk memperhatikan tekanan mesin pencetak. Tekanan terlalu tinggi dapat merusak vitamin pakan dan hangus, sebaliknya jika terlalu rendah, pakan akan mudah larut dalam air.
5.      Pendinginan
Jika percetakan menggunakan mesin tentunya suhu pelet yang baru dicetak akan berkisar 90 . Biasanya untuk skala industri biasanya dilakukan dengan meniup udara dingin, meskipun sebenarnya bisa dingin dengan sendirinya saat dibiarkan di suhu kamar.
6.      Penyemprotan (Coating atau Top Dressing)
Tidak semua bahan bisa dicampurkan, lemak susah dicampurkan bersamaan dengan bahan baku lain. Oleh sebab itu dengan metode ini densitas pellet akan terjaga dan kadar lemak  yang diinginkan dapat tercapai (jika mau).
7.      Pengepakan dan Penyimpanan
Pengepakan bertujuan agar mudah dalam mendistribusikannya. Tidak dianjurkan menumpuk karung pelet lebih dari 10 karung dan sebaiknya tidak bersentuhan langsung dengan lantai (semen dan marmer) dan juga baiknya disimpan dengan suhu agak rendah dengan kelembaban yang rendah agar tidak cepat berjamur.
B. Pengenalan Pakan
Secara umum, pakan dikelompokkan menjadi dua yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami adalah berbagai macam organisme tanaman dan hewan yang terdapat dalam air seperti mikroalga. Pakan alami terdiri dari dua macam yaitu pakan alami hidup dan pakan alami beku. Pakan alami hidup dapat di berikan pada ikan, pakan ini dapat berupa hewan maupun tumbuhan (Warisno 2010). Hewan yang dapat digunakan sebagai pakan alami antara lain cacing sutra, kutu air, jentik nyamuk, dan larva semut dan serangga. Sedangkan pakan dari jenis tumbuhan antara lain chorella, aneka alga hijau, dan lumut.
1.      Pakan alami
Pakan alami hidup harus di berikan dalam jumlah yang cukup dan sekali habis. Jika tidak, ada kemungkinan pakan alami ini akan menjadi pencemar dalam perairan. Pakan alami hidup juga harus diberikan sedikit demi sedikit dan diberikan saat ikan saat aktif mencari makan terkadang pakan alami juga disediakan dalam paket beku. Penggunakan pakan alami beku lebih mudah di banding pakan alami hidup . Pakan alami beku antara lain cacing sutra beku, chorella beku, dan ulat sutra beku.
2.      Pakan buatan
Pakan buatan lebih populer di kalangan budidaya ikan karena lebih mudah didapat , bernutrisi lengkap, serta tersedia dalam berbagai jenis ukuran. Pakan buatan  pada umumnya dibagi 3 jenis, yaitu flake, pelet, dan wafer.
a.       Flake
Merupakan pakan olahan pabrik yang berasal dari pakan alami (hampir seperti pakan alami beku). Bedanya, flake menggabungkan beberapa jenis pakan alami. Selain itu flake juga tersedia dalam berbagai ukuran, tekstur, komposisi, dan warna. Bahan baku yang biasanya digunakan untuk membuat flake seperti cacing sutra, cacing tanah, jangkrik, pisang, dan alga.
b.      Pelet
Pelet merupakan pakan kombinasi seperti pakan alami hewan, tumbuhan, dan tambahan vitamin atau mineral. Nutrisi pelet biasanya telah tersusun lengkap untuk ikan-ikan tertentu. Pelet merupakan makanan ikan paling favorit karena praktis dan nutrisinya lengkap. Dalam pemberian pakan pelet dibagi menjadi 3 bagian seperti, pelet terapung, melayang, dan tenggelam.
Bentuk pakan
·         Kering (pelet, remeh/ crumble, butiran/ granural, tepung, lembaran/ flake).
·         Lembab (bola/ bakso, roti kukus/ cake).
·         Basah (pasta, bubur).
Diantara pakan alami dan pakan buatan memiliki kelebihan dan kekurangan :
Kekurangan Pakan alami :
                               I.            Persediaan terbatas, produksi tidak kontinyu.
                            II.            Harus mempunyai wadah dan alat tertentu.
                         III.            Mudah terkontaminasi.
Kelebihan pakan alami :
                               I.            Umumnya berukuran kecil sehingga dapat di sesuaikan dengan bukaan mulut.
                            II.            Mengandung enzim pencernaan.
                         III.            Memiliki gerakan lambat sehingga memudahkam larva menangkap.
                         IV.            Dapat dibudidayakan secara intensif.
Kekurangan pakan buatan :
                               I.            Mudah menguap dan tengik.
                            II.            Kualitas pakn tidak seragam.
                         III.            Kuantitas kecil.
Kelebihan pakan buatan :
                               I.            Persediaan banyak dan selalu ada.
                            II.            Ukuran dan bentuk serta komposisi disesuaikan dengan jenis ikan.
                         III.            Bisa disimpang dalam waktu yang lama.
Jika ikan yang kita budidaya malas bergerak kemungkinan dikarenakan O2 ada dalam air sedikit atau pH yang ada dalam perairan menurun sehingga mengakibatkan nafsu makan ikan ikut menurun. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian  aereasi (pemberian oksigen dalam air). Selain itu , penambahan nafsu makan ikan dapat juga dilakukan beberapa hal seperti :
                               I.            Berat molekul rendah.
                            II.            Larut dalam air.
                         III.            Tidak mudah menguap.
                         IV.            Tidak mudah tengik.
Contohnya : tepung cumi, tepung udang, daging kerang-kerangan.
Pada saat pratikum pengenalan pakan, pakan yang diujikan ada 18 jenis  . Kebanyakan pakan tersebut memiliki ciri -ciri bau sedang , terapung , rasa antara sedang dan kurang.
C. Penyimpanan Pakan
Bahan makanan ikan yang akan disimpan perlu diberi tanda yang sesuai dengan jenisnya. Penyimpanan pakan memerlukan perencanaan yang teratur ( Murtidjo , 2001) . Pada saat ini terdapat 3 masalah dalam penyimpanan yakni serangga , organisme mikroskopis dan perubahan deterioratif ( Dharmawan  . Ketiga hal tersebut kehilangan bobot , kualitas , resiko kesehatan dan ekonomis. Serangga memakan hampir semua bahan baku dan mengkontaminasinya dengan feses , sayap yang gugur , sarang , bau dan lain-lain. Organisme mikroskopis  menyebabkan kontaminasi biologis pada pakan seperti tumbuhnya jamur. Efek kerusakan pada pakan akibat jamur dapat berupa produksi racun mycotoxin , timbulnya panas , naiknya kelembaban dan munculnya jamur baru. Pada deterioratif pengaruhnya dapat disebabkan oleh berbagai faktor yakni faktor lingkungan dan kehadiran serangga atau mikroorganisme. Faktor lingkungan terdiri dari temperatur , kelembaban , kebersihan lingkungan dan rancangan bangunan. Dalam penyimpanan pakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
·         Pakan yang telah di simpan harus di hindarkan dari bahan kimia dan obat-obatan.
·         Kebersihan umum ruangan karena ruangan yang terpengaruh cuaca akan memungkinkan serangga berkembang biak sehingga memudahkan timbulnya kerusakan
·         Keseimbangan keluar masuk barang. Artinya barang yang pertama masuk maka barang itu yang dikeluarkan atau “first in first out
Pada saat pratikum , rata – rata pakan basah hari pertama telah mengalami perubahan bau dan warna. Baunya sangat amis dan warna agak kehitaman. Pada hari ketiga , keseluruhan pakan telah mengalami perubahan bentuk , warna dan bau sehingga sudah tidak layak konsumsi.











                                                                                                                                          V.            KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pelaksananan pratikum formulasi dan pemberian pakan , dapat diambil kesimpulan bahwa dalam usaha budidaya harus memperhatikan beberapa komponen. Formulasi pakan merupakan proses yang sangat menentukan dalam penyusunan bahan pakan agar pemberian pakan sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu , jenis bahan baku juga ikut memengaruhi intake pakan.Setelah perhitungan formulasi tahap selanjutnya dalah pembuatan pakan. Pembuatan pakan terdiri dari tahap penepungan , pencampuran , pencetakan , pendinginan , penyemprotan  , pengepakan dan penyimpanan serta pengangkutan. Dalam hal penyimpanan , harus memperhatikan beberapa hal diantaranya disimpan ditempat tertutup agar terhindar dari serangan organisme.Faktor kelembaban juga berpengaruh sehingga kelembaban tidak boleh tinggi untuk menghindari jamur. Setelah pakan jadi , pakan tersebut harus diuji. Salah satu pengujian tersebut adalah uji biologis yakni pengujian langsung terhadap ikan.Pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah pakan tersebut cocok diberikan kepada ikan.
5.2 Saran
Adapun saran bagi pratikum selanjutnya diharapkan memberi masukan yang konstruktif demi kebaikan laporan ini. Selain itu , materi yang akan dibahas selanjutnya juga harus luas pembahasannya dengan menyertakan sumber penulis. Pratikum selanjutnya  juga harus lebih cermat dan memperhatikan faktor – faktor yang memperngaruhi kualitas pakan  dalam melakukan kegiatan pratikum agar hasil yang didapatkan lebih baik .





DAFTAR PUSTAKA
Bambang, Nur , R.R. 2012 . Teknik Pembesaran Ikan Bawal Air Tawar di Kolam. Saemeo biotrup, bogor.
_________________2013 . Modul Kuliah Formulasi dan Pemberian Pakan . NN : Bogor
Darmawan , B . 2010. Usaha Pembuatan Pakan Ikan Konsumsi. Pustaka Baru : Bogor
Warisnu dan dahana K.2010. Akuarium Air Tawar. Lily publisher  : Yogyakarta.















LAMPIRAN
Metode Matematika
-Menentukan kadar protein
Jika MBM (x) è 15/100*30 = 4,5%
Bungkil kedelai è 50/100*30 = 15%
Maka sisa protein sebesar è 30% - 4,5% - 15 % = 10,5%
-Menentukan jumlah bahan
MBM è x/100 * 50 = 4,5
                x = 4,5/50 * 100
                x = 9%
Bungkil kedelai è y/100 *41,7 = 15
                               y = 15/41,7 *100
\                              y = 35,97%
Maka sisa bahan = 100% - 35,97% - 9% - 1% - 1%  - 1%- 3%
                           = 49, 03%
Tepung ikan (x) dan Pollard (y)
x + y = 10,5%
y = 49,03% - x
maka ( x/100*53,9) + (y/100*11,8) =10,5
(53,9x/100) + (49,03- x/100*11,8 )= 10,5
(53,9x/100) +(578,55/100 - 11,8x/100) =10,5
53,9x/100 + 578,55/100 - 11,8x/100 =10,5
42,1x/100 + 578,55/100 = 10,5
42,1x + 578,55= 1050
42,1x = 471,45
x = 11,20
y = 49,03 – 11,20
   = 37,83


Comments

Popular Posts