formulasi dan pemberian pakan
Laporan Pratikum Hari,Tanggal
: Sabtu,27 April 2013
M.K Formulasi
dan Pemberian Pakan Dosen
: Andri HendrianaS.Pi
Assisten : Gilang Satya L., AMd
Rosi
Sulistiani , A.Md
FORMULASI
DAN PEMBERIAN PAKAN
Disusun
oleh :
Mira
Aryuni J3W412005
Fenti
Fatmawati J3W412019
Pardianto
Firmansyah J3W412032
Nadya
Tri Andari J3W412040
Salim
Borahima J3W412046
Fitra
Dwi Novalia J3W412056
PRODUKSI
DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU
PROGRAM
DIPLOMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2013
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dunia perikanan kini
mempunyai tempat tersendiri didunia perekonomian. Dengan potensinya sebagai
penghasil pangan bahkan pendapatan menjadikan usaha perikanan ini tidak lagi
dipandang sebelah mata. Alhasil , semakin menjamurnya usaha – usaha budidaya
perikanan. Hal ini juga diikuti dengan majunya pengetahuan mengenai usaha jenis
tersebut.
Kesuksesan budidaya
perikanan tidak terlepas dari teknik maupun cara pengelolaannya. Teknik
pengelolaan tersebut didukung oleh komponen pendukung yang sangat penting dan
harus ada pada usaha budidaya perikanan. Tanpa adanya komponen tersebut maka
usaha perikanan tidak bisa berjalan bahkan tidak bisa mencapai hasil maksimal ,
sehingga merugikan sang peternak.Dengan demikian komponen tersebut harus mendapat perhatian
serius dari peternak.
Adapun komponen
tersebut mengenai bahan baku pakan ikan. Bahan baku adalah bahan yang belum
diproses yang selanjutnya dihancurkan , diproses atau dikombinasikan dengan
bahan lain untuk menghasilkan produk akhir berupa pakan (Utomo 2013).Bahan baku
yang digunakan harus mampu menghasilkan pakan yang baik sehingga cocok untuk
dikonsumsi ikan. Bahan baku tersebut harus memenuhi syarat berupa potensi lokal
tinggi , tidak mengandung Hazard Material , berbasis industri , tidak
berkompetisi dengan kebutuhan manusia , berbasis hasil samping , ketersediaan
melimpah , kadar protein yang memadai dan harganya kompetitif.
Setelah menentukan
bahan baku , tahap selanjutnya adalah pembuatan pakan. Pembuatan pakan adalah
membuat pakan dari berbagai bahan baku yang telah terpilih sehingga dihasilkan
pelet (Utomo 2013).Dalam pembuatan pakan digunakan formulasi sehingga kadar
protein , lemak , karbohidrat , freemix
sesuai kebutuhan ikan sehingga dihasilkan produksi ikan yang tinggi. Umumnya
formulasi dalam pembuatan pakan yang digunakan adalah metode bujur sangkar dan
metode matematika.Tahapan dalam pembuatan pakan terdiri dari penepungan,
pencampuran , steaming , pencetakan
pakan , pendinginan , top dressing ,
pengepakan , penyimpanan dan pengangkutan
Tahap penyimpanan
merupakan tahap yang tidak kalah pentingnya mengingat penyimpanan dapat
memengaruhi kualitas nutrisi pakan sampai pakan tersebut diberikan.Pemberian
pakan sebenarnya merupakan tujuan dalam pembuatan pakan itu sendiri.Pakan yang
telah dibuat harus melalui uji biologis untuk mengetahui apakah pakan tersebut
cocok atau tidak untuk ikan. Dari hasil tersebut kita bisa melakukan evaluasi
apabila pakan tidak sesuai target
mungkin dikarenakan formulasi yang kurang cermat sehinga perlu dilakukan
formulasi ulang.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dalam
pratikum formulasi dan pemberian pakan adalah untuk mengetahui bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan pakan serta formulasinya , cara pembuatan ,
penyimpanan pakan dan pemberian pakan kepada ikan sehingga menjadi pengetahuan
dasar dalam usaha budidaya kelak.
II.
METODE
2.1
Pembuatan Pakan
Pratikum pembuatan
pakan dilakukan pada hari rabu , 27 Februari
2013 di hacthery 2 . Alat – alat yang digunakan dalam pembuatan pakan
adalah mesin penggiling , timbangan
digital , baskom plastik ,wajan besar ,
pipet tetes , sendok plastik , cerek pengukur , ember , gelas pengukur , sendok
kayu dan tripleks. Bahan – bahan yang digunakan
adalah air , kertas , minyak ikan (1%) , pollard (cp 11,8%) , tepung ikan(cp
53,9%) , tepung MBM (cp 50%) , bungkil kedelai (cp 41,7%) , freemix (1%) , minyak
jagung (1%) , binder (3%)
Pada skala industri
besar , tahap pembuatan pakan dimulai dari penepungan , pencampuran ,
pengukusan , pencetakan , pengeringan , steaming
, penyimpanan dan pengangkutan. Namun yang dilakukan di pratikum hanya tahap
pembuatan pakan sederhana. Adapun cara yang dilakukan dalam pembuatan pakan
terdiri atas beberapa langkah.Pertama cari jumlah bahan yang digunakan dalam
pembuatan pakan dengan formulasi metode bujur sangkar ataupun metode matematika
, lalu hasilnya dikonversikan dari persen(%) ke gram(g). Kemudian bahan- bahan
ditimbang sesuai ukuran target dengan timbangan digital.Selanjutnya bahan-bahan
yang telah ditimbang tadi dicampurkan kedalam baskom , sebaiknya campurkan dulu
bahan yang ukurannya sedikit agar campuran dapat merata.Tahap selanjutnya
adalah bahan diaduk dengan sendok kayu atau langsung dengan tangan .Bahan yang
diaduk diusahakan tercampur sehomogen mungkin. Lanjutkan dengan pencampuran
pakan yang berukuran besar , lakukan hal yang sama seperti bahan yang berukuran
kecil , tambahkan air jika diperlukan agar pencampuran lebih mudah.Setelah
pencampuran rata , dilanjutkan dengan tahap pencetakan.Bahan yang telah
tercampur homogen dimasukkan kedalam alat penggiling. Berikan tekanan saat
pencetakan agar pakan yang dihasilkan baik. Pakan yang dihasilkan ditampung di
wajan .Setelah itu , pakan yang didalam wajan di letakkan diatas triplek yang
telah dilapisi kertas untuk dijemur. Penjemuran dilakukan selama satu (1) hari
jika panas terik. Namun , jika hujan penjemuran bisa sampai berhari-hari sampai
pakan tersebut benar - benar kering.Langkah terakhir adalah pakan yang telah kering dimasukkan kedalam
wadah untuk disimpan
2.2
Pengenalan Pakan
Pratikum ini dilakukan
pada hari rabu , 13 Maret 2013 di hacthery 2. Alat– alat yang digunakan adalah
baskom plastik besar , pena , sendok dan stopwatch. Sebaliknya , bahan yang
digunakan adalah 18 jenis pakan , kertas dan air.
Pengenalan pakan
dilakukan dengan pengamatan terhadap pakan . Adapun hal yang diamati adalah
tekstur pakan , rasa , warna , bau , water
stability , daya apung dan jenis pakan . Pengamatan dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut : Pertama , sampel dari masing - masing jenis pakan diambil
dengan sendok dan ditaruh di kertas. Beri label di setiap jenis pakan. Lalu
baskom diisi air sampai penuh. Pakan diamati sesuai parameter. Untuk tekstur
pakan diamati dengan cara dirasakan dengan tangan Untuk rasa , pakan dicicipi
sedikit di ujung lidah. Untuk water stability dan daya apung , pakan dimasukkan ke dalam baskom lalu
diamati daya apung dan ketahanannya dalam air menggunakan stopwatch.
2.3
Penyimpanan Pakan
Pratikum ini dilakukan
pada hari rabu , 20 maret 2013 di hatchery 2. Alat - alat yang digunakan adalah
gunting , box gabus , pisau , wajan , baskom .Bahan – bahan yang digunakan
adalah pelet , label , batu es , gelas plastik (6) , air , ikan ekor kuning ,
cumi- cumi.
Adapun
cara yang dilakukan dalam penyimpanan
pakan adalah sebagai berikut : Pertama , ikan dan cumi dipotong kecil – kecil
dan dibersihkan. Lalu ikan dimasukkan ke dalam gelas plastik terbuka dan
tertutup , begitu juga dengan cumi. Masukkan juga pelet kedalam gelas plastik
terbuka dan tertutup . Kemudian , bahan – bahan tersebut diberi label
perlakuan. Setelah itu , masukkan gelas plastik kedalam box gabus . Amati warna
dan bau dari masing – masing perlakuan selama 3 hari.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
A.Pembuatan
Pakan
Tabel bahan yang
digunakan (dalam satuan % )
No
|
Nama Bahan
|
Kadar Protein
|
Bahan yang dibutuhkan
|
Sumbangan Protein
|
1
|
MBM
|
50
|
9
|
4,5
|
2
|
T.Ikan
|
53,9
|
11,20
|
6,04
|
3
|
B.Kedelai
|
41,7
|
35,97
|
15
|
4
|
Pollard
|
11,8
|
37,83
|
4,46
|
5
|
Freemix
|
1
|
-
|
|
M.ikan
|
1
|
-
|
|
|
M.Jagung
|
1
|
-
|
|
|
Binder
|
3
|
-
|
|
Hasil yang diperoleh
berdasarkan praktikum pembuatan pakan, pada pembuatan pakan yang dilkakukan
oleh kelompok kami tidak begitu memuaskan. Hasilnya pakan yang dihasilkan tidak
berbentuk pelet sepeti yang diharapkan. Bentuknya tidah seragam ada yang hancur
dan ada pula yang bentuknya besar. Sehingga tidah seragam. Berdasarkan warna
nya pakan yang kami buat juga berwarna coklat pekat. Kemungkinan kandungan
pakan yang mempengaruhinya.
Begitu pula pada saat pakan di uji coba kepada
ikan, ikan tidak tertarik sama sekali untuk memakan nya.
B.Pengenalan Pakan
Tabel Hasil
Pengenalan Pakan Ikan
No
|
Kode
Pakan
|
Bentuk
|
Tekstur
|
Daya
Apung
|
Water
Stability
|
Bau
|
Rasa
|
Warna
|
Jenis
Pakan
|
1
|
A
|
Mesh
|
+++
|
T
|
3-5’
|
**
|
*
|
Coklat
|
Larva
udang
|
2
|
B
|
Pelet
|
+
|
TG
|
>6’
|
**
|
***
|
Coklat
|
Lobster
|
3
|
C
|
Mesh
|
+++
|
T
|
Hancur
|
**
|
*
|
Coklat
|
Lele
|
4
|
D
|
Mesh
|
+++
|
T
|
3-5
|
***
|
*
|
Coklat
|
Nila
|
5
|
E
|
Granular
|
++
|
T
|
3’
|
***
|
**
|
Kekuningan
|
Nila
|
6
|
F
|
Granular
|
+++
|
T
|
3-5’
|
**
|
**
|
Coklat
|
Bandeng
|
7
|
G
|
Granular
|
+
|
T
|
4’
|
***
|
**
|
Kehitaman
|
Koki
|
8
|
H
|
Pelet
|
++
|
T
|
3’
|
***
|
**
|
Coklat
|
Kurakura
|
9
|
I
|
Pelet
|
++
|
T
|
4’
|
**
|
***
|
Merah
|
Kurakura
|
10
|
J
|
Granular
|
++
|
T
|
6’
|
***
|
**
|
Coklat
|
Lohan
|
11
|
K
|
Pelet
|
+
|
T
|
5’
|
**
|
*
|
Hijau
|
Koki
|
12
|
L
|
Pelet
|
+
|
T
|
2’
|
**
|
*
|
Coklat
|
Koi
|
13
|
M
|
Crumbel
|
+
|
T
|
5’
|
**
|
**
|
Merah
|
Koky
|
14
|
N
|
Crumbel
|
+++
|
T
|
2’
|
**
|
*
|
Merah
|
Gapi
|
15
|
O
|
Granular
|
+++
|
TG
|
2’
|
**
|
**
|
Coklat
|
Larva
cupang
|
16
|
P
|
Flake
|
+++
|
T
|
3’
|
***
|
***
|
Kekuningan
|
Ikan
cupang
|
17
|
Q
|
Granular
|
+++
|
M
|
2’
|
***
|
***
|
Coklat
|
Cupang
|
18
|
R
|
Granular
|
+++
|
M
|
3’
|
***
|
***
|
Hijau
|
Cupang
|
Keterangan:
Tekstur Daya
Apung Bau dan rasa
Halus
+++ M
=Melayang Menyengat ***
Sedang
++ T
=Terapung Sedang **
Kasar + TG=Tenggelam Kurang *
C.Penyimpanan
Pakan
Tabel Hasil
Penyimpanan Pakan pada Dua Perlakuan
Perlakuan
|
Dibuang
hari ke-
|
||||
Tempat
|
Wadah
(gelas)
|
Bahan
Pakan
|
H
1
|
H
2
|
H
3
|
Sterofoam
isi es
|
Tertutup
|
Cumi
|
|
|
ü
|
Ikan
ekor kuning
|
|
|
ü
|
||
Sterofoam
tertutup
|
Terbuka
|
Cumi
|
ü
|
|
|
Ikan
ekor kuning
|
ü
|
|
|
||
Pelet
|
|
ü
|
|
||
Tertutup
|
Cumi
|
|
ü
|
|
|
Ikan
ekor kuning
|
|
ü
|
|
||
Sterofoam
terbuka
|
Terbuka
|
Pelet
|
|
ü
|
|
Pelet
|
|
ü
|
|
3.2 Pembahasan
A.Pembuatan
Pakan
Pakan
ikan merupakan salah satu komponen pembiayaan terbesar dalam dalam budi daya
ikan (sekitar 60 – 80 %). Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk
mengurangi biaya pakan tersebut adalah dengan menyediakan pakan secara mandiri
(home made fish feed ) dengan
kualitas yang baik disertai harga pakan yang lebih terjangkau.
Ada
beberapa tahap dasar yang harus di perhatikan dalam pembuatan pakan. Berikut
langkah-langkahnya :
1.
Penepungan
Sebagian
besar bahan baku pakan ikan pada umumnya masih berbentuk kasar dan tidak
seragam ukurannya sehingga perlu dilakukan penghalusan. Jika hal ini tidak
dilakukan maka akan menghambat proses pencampuran dan pencetakan. Penepungan
merupakan tahap yang memfasilitasi dan pencetakan.
2.
Pencampuran
Proses
ini adalah pencampuran dari berbagai bahan baku penyusun pakan untuk
menghasilkan campuran yang homogen. Keseimbangan antara jumlah bahan yang
dicampur dan waktu pencampuran sangat menentukan bahan tersebut tercampur
secara merata atau tidak. Jika pencampuran terlalu singkat atau lama, maka partikel tidak akan tercampur merata atau
akan terpisah kembali sehingga tujuan ini tidak tercapai. Jumlah bahan dan
waktu pencampuran adalah penentu kesuksesan tahap ini.
3.
Steaming (pengukusan)
Secara
sederhana tahap ini dapat dilakukan dengan mengukus bahan pakan yang telah
tercampur. Pengukusan juga dapat dilakukan dengan camber yang diberi tekan serta uap panas. Uap panas untuk
mengaktifkan nutrien tertentu (bahan pengikat) yang berperan dalam menjamin
kekompakan pakan.
4.
Percetakan pakan
Tujuan
percetakan adalah mengubah campuran bahan campuran bahan yang masih adonan menjadi
bentuk yang diinginkan. Dalam hal ini jika menggunakan mesin sangat penting
untuk memperhatikan tekanan mesin pencetak. Tekanan terlalu tinggi dapat
merusak vitamin pakan dan hangus, sebaliknya jika terlalu rendah, pakan akan
mudah larut dalam air.
5.
Pendinginan
Jika
percetakan menggunakan mesin tentunya suhu pelet yang baru dicetak akan
berkisar 90 .
Biasanya untuk skala industri biasanya dilakukan dengan meniup udara dingin,
meskipun sebenarnya bisa dingin dengan sendirinya saat dibiarkan di suhu kamar.
6.
Penyemprotan (Coating
atau Top Dressing)
Tidak
semua bahan bisa dicampurkan, lemak susah dicampurkan bersamaan dengan bahan
baku lain. Oleh sebab itu dengan metode ini densitas pellet akan terjaga dan
kadar lemak yang diinginkan dapat
tercapai (jika mau).
7.
Pengepakan dan
Penyimpanan
Pengepakan
bertujuan agar mudah dalam mendistribusikannya. Tidak dianjurkan menumpuk
karung pelet lebih dari 10 karung dan sebaiknya tidak bersentuhan langsung
dengan lantai (semen dan marmer) dan juga baiknya disimpan dengan suhu agak
rendah dengan kelembaban yang rendah agar tidak cepat berjamur.
B. Pengenalan Pakan
Secara
umum, pakan dikelompokkan menjadi dua yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan
alami adalah berbagai macam organisme tanaman dan hewan yang terdapat dalam air
seperti mikroalga. Pakan alami terdiri dari dua macam yaitu pakan alami hidup
dan pakan alami beku. Pakan alami hidup dapat di berikan pada ikan, pakan ini
dapat berupa hewan maupun tumbuhan (Warisno 2010). Hewan yang dapat digunakan
sebagai pakan alami antara lain cacing sutra, kutu air, jentik nyamuk, dan
larva semut dan serangga. Sedangkan pakan dari jenis tumbuhan antara lain
chorella, aneka alga hijau, dan lumut.
1.
Pakan alami
Pakan
alami hidup harus di berikan dalam jumlah yang cukup dan sekali habis. Jika
tidak, ada kemungkinan pakan alami ini akan menjadi pencemar dalam perairan.
Pakan alami hidup juga harus diberikan sedikit demi sedikit dan diberikan saat
ikan saat aktif mencari makan terkadang pakan alami juga disediakan dalam paket
beku. Penggunakan pakan alami beku lebih mudah di banding pakan alami hidup .
Pakan alami beku antara lain cacing sutra beku, chorella beku, dan ulat sutra
beku.
2.
Pakan buatan
Pakan
buatan lebih populer di kalangan budidaya ikan karena lebih mudah didapat , bernutrisi
lengkap, serta tersedia dalam berbagai jenis ukuran. Pakan buatan pada umumnya dibagi 3 jenis, yaitu flake,
pelet, dan wafer.
a.
Flake
Merupakan
pakan olahan pabrik yang berasal dari pakan alami (hampir seperti pakan alami
beku). Bedanya, flake menggabungkan beberapa jenis pakan alami. Selain itu
flake juga tersedia dalam berbagai ukuran, tekstur, komposisi, dan warna. Bahan
baku yang biasanya digunakan untuk membuat flake seperti cacing sutra, cacing
tanah, jangkrik, pisang, dan alga.
b.
Pelet
Pelet
merupakan pakan kombinasi seperti pakan alami hewan, tumbuhan, dan tambahan
vitamin atau mineral. Nutrisi pelet biasanya telah tersusun lengkap untuk
ikan-ikan tertentu. Pelet merupakan makanan ikan paling favorit karena praktis
dan nutrisinya lengkap. Dalam pemberian pakan pelet dibagi menjadi 3 bagian
seperti, pelet terapung, melayang, dan tenggelam.
Bentuk pakan
·
Kering (pelet, remeh/
crumble, butiran/ granural, tepung, lembaran/ flake).
·
Lembab (bola/ bakso,
roti kukus/ cake).
·
Basah (pasta, bubur).
Diantara pakan alami
dan pakan buatan memiliki kelebihan dan kekurangan :
Kekurangan Pakan alami
:
I.
Persediaan terbatas,
produksi tidak kontinyu.
II.
Harus mempunyai wadah
dan alat tertentu.
III.
Mudah terkontaminasi.
Kelebihan pakan
alami :
I.
Umumnya berukuran kecil
sehingga dapat di sesuaikan dengan bukaan mulut.
II.
Mengandung enzim
pencernaan.
III.
Memiliki gerakan lambat
sehingga memudahkam larva menangkap.
IV.
Dapat dibudidayakan
secara intensif.
Kekurangan pakan
buatan :
I.
Mudah menguap dan
tengik.
II.
Kualitas pakn tidak
seragam.
III.
Kuantitas kecil.
Kelebihan pakan
buatan :
I.
Persediaan banyak dan
selalu ada.
II.
Ukuran dan bentuk serta
komposisi disesuaikan dengan jenis ikan.
III.
Bisa disimpang dalam
waktu yang lama.
Jika
ikan yang kita budidaya malas bergerak kemungkinan dikarenakan O2 ada
dalam air sedikit atau pH yang ada dalam perairan menurun sehingga
mengakibatkan nafsu makan ikan ikut menurun. Hal ini dapat diatasi dengan
pemberian aereasi (pemberian oksigen
dalam air). Selain itu , penambahan nafsu makan ikan dapat juga dilakukan beberapa
hal seperti :
I.
Berat molekul rendah.
II.
Larut dalam air.
III.
Tidak mudah menguap.
IV.
Tidak mudah tengik.
Contohnya :
tepung cumi, tepung udang, daging kerang-kerangan.
Pada
saat pratikum pengenalan pakan, pakan yang diujikan ada 18 jenis . Kebanyakan pakan tersebut memiliki ciri
-ciri bau sedang , terapung , rasa antara sedang dan kurang.
C. Penyimpanan Pakan
Bahan
makanan ikan yang akan disimpan perlu diberi tanda yang sesuai dengan jenisnya.
Penyimpanan pakan memerlukan perencanaan yang teratur ( Murtidjo , 2001) . Pada
saat ini terdapat 3 masalah dalam penyimpanan yakni serangga , organisme
mikroskopis dan perubahan deterioratif ( Dharmawan . Ketiga hal tersebut kehilangan bobot ,
kualitas , resiko kesehatan dan ekonomis. Serangga memakan hampir semua bahan
baku dan mengkontaminasinya dengan feses , sayap yang gugur , sarang , bau dan
lain-lain. Organisme mikroskopis
menyebabkan kontaminasi biologis pada pakan seperti tumbuhnya jamur.
Efek kerusakan pada pakan akibat jamur dapat berupa produksi racun mycotoxin ,
timbulnya panas , naiknya kelembaban dan munculnya jamur baru. Pada
deterioratif pengaruhnya dapat disebabkan oleh berbagai faktor yakni faktor
lingkungan dan kehadiran serangga atau mikroorganisme. Faktor lingkungan
terdiri dari temperatur , kelembaban , kebersihan lingkungan dan rancangan
bangunan. Dalam penyimpanan pakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
·
Pakan yang telah di
simpan harus di hindarkan dari bahan kimia dan obat-obatan.
·
Kebersihan umum ruangan
karena ruangan yang terpengaruh cuaca akan memungkinkan serangga berkembang
biak sehingga memudahkan timbulnya kerusakan
·
Keseimbangan keluar
masuk barang. Artinya barang yang pertama masuk maka barang itu yang
dikeluarkan atau “first in first out”
Pada
saat pratikum , rata – rata pakan basah hari pertama telah mengalami perubahan
bau dan warna. Baunya sangat amis dan warna agak kehitaman. Pada hari ketiga ,
keseluruhan pakan telah mengalami perubahan bentuk , warna dan bau sehingga
sudah tidak layak konsumsi.
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari
pelaksananan pratikum formulasi dan pemberian pakan , dapat diambil kesimpulan
bahwa dalam usaha budidaya harus memperhatikan beberapa komponen. Formulasi
pakan merupakan proses yang sangat menentukan dalam penyusunan bahan pakan agar
pemberian pakan sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu , jenis bahan baku juga
ikut memengaruhi intake pakan.Setelah
perhitungan formulasi tahap selanjutnya dalah pembuatan pakan. Pembuatan pakan
terdiri dari tahap penepungan , pencampuran , pencetakan , pendinginan ,
penyemprotan , pengepakan dan
penyimpanan serta pengangkutan. Dalam hal penyimpanan , harus memperhatikan
beberapa hal diantaranya disimpan ditempat tertutup agar terhindar dari
serangan organisme.Faktor kelembaban juga berpengaruh sehingga kelembaban tidak
boleh tinggi untuk menghindari jamur. Setelah pakan jadi , pakan tersebut harus
diuji. Salah satu pengujian tersebut adalah uji biologis yakni pengujian
langsung terhadap ikan.Pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah
pakan tersebut cocok diberikan kepada ikan.
5.2 Saran
Adapun
saran bagi pratikum selanjutnya diharapkan memberi masukan yang konstruktif
demi kebaikan laporan ini. Selain itu , materi yang akan dibahas selanjutnya
juga harus luas pembahasannya dengan menyertakan sumber penulis. Pratikum
selanjutnya juga harus lebih cermat dan
memperhatikan faktor – faktor yang memperngaruhi kualitas pakan dalam melakukan kegiatan pratikum agar hasil
yang didapatkan lebih baik .
DAFTAR
PUSTAKA
Bambang,
Nur , R.R. 2012 . Teknik Pembesaran Ikan
Bawal Air Tawar di Kolam. Saemeo biotrup, bogor.
_________________2013
. Modul Kuliah Formulasi dan Pemberian
Pakan . NN : Bogor
Darmawan
, B . 2010. Usaha Pembuatan Pakan Ikan
Konsumsi. Pustaka Baru : Bogor
Warisnu dan
dahana K.2010. Akuarium Air Tawar.
Lily publisher : Yogyakarta.
LAMPIRAN
Metode Matematika
-Menentukan kadar protein
Jika MBM (x) è
15/100*30 = 4,5%
Bungkil kedelai è
50/100*30 = 15%
Maka sisa protein sebesar è
30% - 4,5% - 15 % = 10,5%
-Menentukan jumlah bahan
MBM è
x/100 * 50 = 4,5
x = 4,5/50 * 100
x = 9%
Bungkil kedelai è
y/100 *41,7 = 15
y = 15/41,7 *100
\ y
= 35,97%
Maka sisa bahan = 100% - 35,97% - 9% -
1% - 1% - 1%- 3%
= 49, 03%
Tepung ikan (x) dan Pollard (y)
x
+ y = 10,5%
y
= 49,03% - x
maka ( x/100*53,9) + (y/100*11,8) =10,5
(53,9x/100) + (49,03- x/100*11,8 )= 10,5
(53,9x/100) +(578,55/100 - 11,8x/100) =10,5
53,9x/100 + 578,55/100 - 11,8x/100 =10,5
42,1x/100 + 578,55/100 = 10,5
42,1x + 578,55= 1050
42,1x = 471,45
x = 11,20
y = 49,03 – 11,20
= 37,83
Comments
Post a Comment