cerpen SMA : Tuhan Dengarkan Doaku
Tuhan Dengarkan Doaku
Segumpal awan hitam yang sedari tadi menyelimuti bumi seketika lenyap
saat mentari muncul menggantikan kabut hitam.Sekelilingpun menjadi cerah dan
berseri tatkala sang raja siang datang menjalankan tugasnya. Bunga – bunga pun
bermekaran seolah – olah ingin
menampakkan kebahagiaannya yang tak terkira. Kicauan burung terdengar
sangat merdu mengalahkan harmoni musik yang pernah ada.Hembusan angin terasa
menyejukkan dada. Hari itu benar – benar terasa sangat indah. Menyunggingkan
senyum setiap insan manusia.
Kulirik jam tanganku , tak sadar telah menunjukan waktu pulang.Namun
lonceng tak kunjung berbunyi.Pelajaran hari itu sangat membantu ku untuk
membuat kepala ini ingin pecah. Walaupun
sebelumnya harus ku akui bukan karena pelajarannya tetapi karena suasana yang
tak bersahabat. Yah sekali lagi bukan karena pelajarannya tapi karena
suasananya. Bu Grisca tidak datang hari ini, kabarnya si guru nan galak itu lagi sakit.Kesempatan ini pun tidak
disia-siakan oleh teman ku. Mereka bersuka ria akan kesempatan yang langka
ini.Mereka sibuk dengan agendanya masing- masing. Ada yang lagi konser musik,
unjuk kebolehan bakatnya masing – masing dan tak dipungkiri curhat masalah
pribadi pasti menjadi yang utama. Dikelas itu hanya aku yang berdiam diri.
Bukannya tidak mau bersosialisasi.Namun aku tidak menyukai akan keributan
seperti itu. Aku lebih menyukai ketenangan dan kedamaian. Akan tetapi teman
–temanku tidak mengerti akan hal itu. Sekali lagi aku harus bersabar
menghadapi situasi ini.Dalam hati
kecilku , aku berdoa akan kesembuhan Bu Grisca agar aku tidak menjumpai momen
yang menyesakkan dada ini lagi. Ya walaupun aku harus berjibaku dengan tumpukan
tugas nantinya.Itu adalah resiko sebagai pelajar , pikirku.
“Kurasa
ini saatnya , 3 2 1. ” dan setelah hitungan itu selesai loncengpun segera mengeluarkan suara
indahnya. “ Aha sudah kuduga, inilah waktu yang aku tunggu sedari tadi ”kataku
Aku pun segera memasukkan buku – buku ke tas ku dan merapikan segala
sesuatunya. Kemudian aku pun melangkah kan kaki keluar kelas dengan hati dan wajah cerah . “ Alhamdulillah ya udah
berakhir masa tersiksaku ”pikirku sambil tertawa dalam hati. Aku pun mulai
menyusuri jalan tuk pulang kerumah. Rumah ku tidak terlalu jauh sih dari
sekolah. Hmm , kira –kira 10 menit jika
ditempuh dengan jalan kaki.
Oya , dari tadi aku ngoceh mulu ni. Belum sempat memperkenalkan diri
ku. Kenalin ya nama aku Mikia Anandia Putri. Aku seorang anak perempuan . Hihi
dari namaku aja pasti udah ketahuan kalau aku ini perempuan. Ya iyalah kan ada
“Putrinya”. Kecuali kalau namaku Mikia Anandia bla bla bla. Oke tinggalin aja
tu masalah nama. Aku lahir dari keluarga yang damai 16 tahun silam.Sekarang ku
telah duduk di bangku SMA. Papa ku bernama Beni dan mama ku bernama Isti.Orangtua ku sangat menyayangiku begitu
juga aku menyayangi mereka.Mereka sangat memperhatikan ku dan selalu ada
disampingku saat aku butuh. Aku juga punya seorang abang,aku memanggilnya abang
karena ku gak suka dengan sebutan kakak buat saudara laki-laki.Ia sangat baik menurutku. Ia tidak pernah kasar
dan selalu mendengarkan mau adiknya. Ia gak otoriter lah pokoknya. Itu yang
membuat aku sangat menyayanginya.Namanya Putra ,lengkapnya Putra Hadi Agustian.
Kurasa
cukup ini dulu perkenalan kita karena aku telah sampai didepan rumah.Aku pun masuk
sambil mengucapkan salam.
“Assalamualaikum
” kataku
“walaikum
salam ” jawab mereka serentak.Ternyata Papa ,Mama dan bang Putra telah
berkumpul dirumah
Aku
pun menyalami mereka satu persatu dan dilanjutkan membuka sepatu yang sedari
tadi melekat dikakiku.
“Miki
, ganti bajunya ya. Trus kita makan”perintah Mama
“ya
mamaku sayang. Ini miki buka sepatu dulu. Mama , papa dan bang Putra duluan aja
makannya” jawabku.
“cepetan
ya adek ku yang imut. Hehe”pinta bang Putra
“ya
bang putelaku baweel ” kataku. Putela adalah nama manja yang ku berikan padanya
, bukan karena cadel lho. “ Oya kok tadi bilang imutnya pake ketawa segala sih.
Berarti gak beneran imut dong?” tanyaku
“haha
tau aja ni”tambahnya
“iss dasar ... bang putela suka gitu deh”
kataku sambil berlalu
“udah
cepetan dong dek. Lapeer nii” jawab bang putra
Aku tidak menanggapi pernyataan
bang putra. Bukan karena sakit hati melainkan aku lagi malas
berbicara.Rasanya pengen cepat – cepat ganti baju dan duduk dimeja makan. Hanya
satu alasannya, sama seperti bang Putra aku juga merasakan kelaparan tingkat
tinggi. Lagipula tidak ada alasan ku untuk sakit hati kepada abangku itu. Toh
dia orang yang aku sayang dan aku tahu dia pasti tidak serius mengatakan hal
itu.
Setelah selesai mengganti baju , aku pun beranjak ke meja makan. Menu
siang saat itu sangat menggugah seleraku. Ditambah lagi aku memang merasakan
kelaparan.Kami sekeluarga pun makan dengan lahap dan suasana saat itu tenang ,
setenang hatiku yang damai dengan ketulusan kasih sayang keluargaku.Setelah
selesai makan , akupun mengumpulkan piring kotor untuk dicuci dan membawanya ke
dapur. Sementara itu , mereka sedang asyik bersantai di depan tv ruang
keluarga. Saat mencuci aku teringat akan sesuatu. Sesuatu yang harus aku
sampaikan kepada mereka. Dari dapur , kuputuskan untuk memulai pembicaraan
“Papa
, Mama , Bang Putra ?” kataku agak keras
“Iya
kenapa sayang ? ” tanya ibu dengan agak berteriak
“Ada
yang pengen Miki omongin ne Ma ” jawabku
“Selesaikan
dulu pekerjaan mu itu Miki.Ntar ngomongnya disini aja. Gak perlu teriak –
teriak seperti itu” kata Papa
“Maafkan
Miki paa ” kataku menyesal
Akhirnya kuputuskan untuk menyelesaikan pekerjaan rumahku terlebih
dahulu.Aku tidak ingin membuat keluargaku kecewa akan sikapku.Walaupun dalam
hatiku telah menggebu-gebu untuk segera menyampaikannya pada mereka. Toh, apa yang
dikatakan mereka benar. Lagipula pekerjaan ini bakalan beres hanya dalam
hitungan menit.Setelah dirasa semuanya telah selesai , aku pun melangkahkan
kaki ke ruang keluarga
“Waah
pada asyik nih kayaknya. Ikutan gabung dong ? ” Tanyaku menggoda
“Eits...
anak kecil dilarang gabung ”jawab bang Putra
“enak
aja , siapa bilang aku anak kecil. Aku udah SMA tau ! ” bantahku
“tapi
kan umurmu belum 17 tahun bawel. Itu tandanya kamu masih kecil. Gimana sih? Nilai MTK nya pasti 5 ni..haha”
kata bang putra meledek
“huaa...
abang jahaaaaattt” pekikku sambil memukul bang putra
“sudah
– sudah berantemnya. Masa satu keluarga gak akur sih.Dimana – mana anggota
keluarga itu saling melindungi satu sama lain” nasehat mama
Mendengar kata mama , aku segera tertunduk malu. Aku sadar aku telah
melakukan kesalahan yang kedua kalinya. Aku benar –benar menyesal. Sangat
menyeesaal. Aku hanya tidak ingin mengecewakan mama. Aku ingin membahagiakan
mama selalu. Oleh karena itu , aku berusaha untuk tidak melakukan suatu
kesalahan.Meski kesalahan yang kecil sekalipun. Kurasa abangku juga tidak akan
berani meledekku lagi.
“oya
Miki , tadi kamu ingin berbicara . apa yang ingin kamu katakan? ”ingat papa
“oya
hampir aja lupa” jawabku. Hal tadi benar – benar membuatku amnesia untuk
beberapa waktu. Mengapa aku bisa lupa dengan tujuan awalku.Dasar bang putra !
selalu saja mengganggu konsentrasiku.
“Miki..kok
kamu diam nak .ayo ngomong” kata papa.
Kata
– kata papa seketika membuyarkan lamunanku.Agar mereka tidak terlalu lama
menunggu , kuputuskan untuk segera menyampaikan apa yang sedari tadi ingin ku
sampaikan.
“Gini pa, ma, bang putra. Minggu depan disekolahku ada acara pengumuman
dan pembagian hadiah siswa berprestasi. Seminggu lalu kan Miki ikut lomba
mengarang bebas. Jadi sekarang pengumumannya. Para siswa diharapkan membawa
walinya. Satu keluarga besar juga gak apa –apa ” jelasku dengan antusias. “
Miki harap papa sama mama juga bang putra bisa datang” tambahku
“ya
tentu kami semua akan datang nak. Ya kan paa ?” kata mama
“hmm
sepertinya papa gak bisa nak. Papa ada meeting klien dari luar negeri. Maafin
papa ya ? kalau cepat selesainya , papa bakalan nyusul kamu. ” jelas papa.
“oh..
iya lah papa. Miki ngerti kok. Ga pa-pa kok” kataku
Maklum papaku adalah seorang pebisnis muda yang handal di kota ini.
Wajar saja kalau ia tidak bisa meluangkan waktu untuk ku.Lagipun baru kali ini
papa bersikap demikian. Selama ini dia selalu ada kok. Aku tidak boleh egois.Aku
coba untuk menerima kenyataan ini.Setidaknya mama dan bang putra masih belum
menunjukkan tanda – tanda kalau mereka tidak akan datang
“bagaimana
dengan mama dan bang putra ?” tanyaku
“kita
pasti datang sayang” jawab mama
“ya
dek. Kamu tenang aja. Yang penting jangan memalukan kita ya? Hihi ” tambah bang
putra
“makasi
ya ma.. makasi ya bang putra ”kataku terharu
“Ya
sayang” balas mama
Hatiku terasa sangat lega ketika mengetahui keluarga ku menyetujui
untuk datang.Aku tidak akan merasa kesepian nantinya. Dan yang terpenting
mereka bakal menyemangati ku di acara tersebut. Karena merasa telah lega ,
akupun segera melanjutkan aktivitasku. Hari ini aku memilih untuk beristirahat
dirumah saja ketimbang menerima ajakan temanku ke Mall sewaktu jam istirahat
disekolah tadi.
Keesokan harinya ku pergi kesekolah seperti biasanya. Belajar dan
bermain bersama teman-teman. Setelah itu pulang kerumah dan melakukan aktivitas
dirumah. Itulah yang aku lakukan
menjelang hari yang ku tunggu-tunggu.
Detik berganti menit. Menit berganti jam dan terus berganti hari.Tak
terasa ku telah sampai di penghujung waktu yang kunanti.Hari ini adalah hari
dimana ku akan menghadiri acara pengumuman prestasi disekolahku. Aku akan pergi
terlebih dahulu , sedangkan mama dan bang putra akan menyusul nanti.Kulangkah
kan kaki perlahan menuju titian jalan.Sambil mendendangkan lagu favoritku.
Macetnya kota ini dan banyak nya asap kendaraan tak membuat ku gentar. Malah
semua itu kurasakan bagaikan angin yang menerpa tubuhku.
Akhirnya ku telah sampai di depan gerbang sekolahku. Dengan mengucapkan
Basmallah , ku pun masuk menuju aula dan mencari kursi yang masih kosong.
Setelah mendapatkan kursi , ku pun mulai membuka obrolan kecil dengan temanku.
“
hai sin.. aku benar- benar nervous
ni. Aku takuuuut. Aku sangat
mengharapkan prestasi itu ” kataku tanpa basa-basi
“haha
tenang ajalah miki. Kamu kan udah jago soal mengarang , pasti kamu yang dapat
gelar itu.” Jawab sinta menyemangati
“
yang benar kamu sin? Kan masih ada yang lebih jago ” tanyaku lagi
“
ya percaya deh sama aku. By the way ,
siapa yang akan datang menjadi walimu mik ? ” tanya sinta
“
oh , mama dan bang putra. Kalo kamu ? ”
timpalku
“
waaah... asyik ni ada bang putra. Nanti jangan lupa kenalin aku sama abangmu
yang ganteng itu ya. Siapa tau aku bisa menjadi iparmu kelak ! oh ya , papa ku
yang akan datang nanti ” kata sinta
“
oke deh temanku yang ganjen.. uppzz ”
kataku bercanda
Sinta hanya tertawa menanggapi pernyataan ku itu. Tak ada respon lebih
dari dirinya. Kulihat sekitar ruangan , namun kedua orang yang ku tunggu belum juga menampakkan batang hidungnya.
Padahal 10 menit lagi acara akan dimulai.Setelah sekian lama menunggu ,
akhirnya sosok yang aku tunggu datang. Tapi tunggu , mengapa hanya 1 orang.
Mengapa hanya bang Putra ? Mengapa bang Putra tidak datang bersama mama?
“
bang Putela , kok sendiri ? mama mana ? ”tanyaku sesaat abangku tiba di kursiku
“
abang dari kampus dek. Mama katanya mau pergi sebentar. Mungkin sekarang mama
uda dijalan mau kesini. Tunggu aja , kan mama udah janji mau datang ” jawab
bang putra menenangku
“ hmm iya
bang ” jawabku sambil menyunggingkan sebuah senyum kecil. Walaupun sebenarnya
hatiku masih galau memikirkan mama
Setelah itu , tidak lupa akan janjiku. Aku segera mengenal kan bang
Putra kepada Sinta yang sedari tadi telah setia menunggu. Tak lama kemudian
acarapun dimulai. Kami mengikuti acara tersebut dengan seksama.
“Kini tiba saatnya. Pengumuman siswa berprestasi mengarang bebas. Dan
pemenangnya adalaahhhhh.......... Mikia Anandia Putri. Kepada pemenang
diharapkan naik keatas panggung untuk memberikan sepatah dua patah kata ” kata
pembawa acara
Hatiku tersentak ketika mendengar namaku disebut oleh pembawa acara.
Aku tidak menyangka akan mendapatkan gelar ini. Padahal kalau dipikir –pikir
masih banyak siswa yang lebih jago
menurutku . Orang – orang disekitarku pun memberikan ucapan selamat
kepadaku. Lalu aku mulai melangkahkan kaki menuju keatas panggung . Aku pun
mulai mengucapkan kata-kata. Namun difikiranku masih terasa kosong. Betapa
tidak , di atas panggung ku berdiri melihat keseluruh ruangan, namun mama tak
kunjung kutemukan. Mama kemana ? apa mama lupa akan janjinya. Mama kan udah
janji bakalan hadir. Tapi dimana mama sekarang ? aku ingin mama melihat ini.
Aku ingin membagikan kebahagian ini kepada mama. Aku mau mama ada disini. Oh
Tuhan
Kulihat abangku mengangkat telfon dan segera keluar dari ruangan. Namun
tak kunjung kembali. Entah apa gerangan yang terjadi. Aku pun menyudahi
sambutanku. Segera aku turun dari panggung diiringi tepuk tangan yang
gemuruh.Namun aku tidak merasakan kehebohan itu.Aku merasa kosong dikeramaian
ini.Lalu kususul abangku yang telah berada diluar ruangan.
“
Bang , kenapa abang meninggalkanku. Apa abang gak bahagia atas kemenangan ku
ini ? ” tanyaku heran
“
bukan itu.. abang bangga dek atas prestasi kamu ” jawab abangku
Bang Putra pun segera memelukku dengan erat.Kulihat matanya mulai
memerah. Dan tak lama kemudian, pecahlah tangis bang Putra.Aku bertambah
bingung , apakah yang sebenarnya telah terjadi.Aku bertanya namun tak ada satu
patah kata pun yang keluar dari mulut bang Putra kecuali tangisan. Setelah
sekian lama, ia pun melepaskan pelukannya. Dan segera menuntunku ke suatu
tempat.Aku bertambah bingung. Mau dibawa kemana aku. Hatiku mulai tak tenang
dan ingin menangis. Namun air mata ini seolah tak mampu menjalankan tugasnya.
Diperjalanan ku terus berdoa , semoga tak ada peristiwa buruk yang menimpa
keluarga kami.
Sampailah kami di sebuah gedung. Gedung itu tak lain dan tak bukan
adalah sebuah Rumah Sakit. Aku benar – benar bingung tingkat tinggi sekarang.
Bukannya membawa aku pulang,malah bang putra membawa ku ke RS. Aku kan tidak
sakit. Kulihat abangku juga dalam kondisi sehat. Kami pun berjalan menuju
kesebuah ruangan. Setelah sampai , kulihat keluarga ku telah ada disana. Papa
yang sedang berdiam diri sambil menunduk.Sekali lagi aku bertanya , apakah
gerangan yang terjadi. Namun tak seorang pun yang menjawab tanyaku. Aku pun
memutuskan masuk keruangan tersebut. Kulihat ada seorang yang terbaring disana
dengan diselimuti kain. Mengapa wajahnya ditutup. Itukan hanya membuat ia
tambah susah bernafas, pikirku. Kudekati orang itu,dan perlahan - lahan ku buka kain yang sedari tadi
menutupi wajahnya. Inalillahi wa inna ilaihi rojiun, ternyata seorang mayat.
Tiba – tiba air mata ini berjatuhan sangat deras lebih deras dari air hujan
yang turun . Air mata ini menjalankan tugasnya tanpa diperintah. Aku sungguh
tak kuasa menahan bendungan lautan tangisan ini. Tangisku pecah menggelegarkan
ruangan. Dan dari mulutku keluar sebuah kata , “ Mamaaaaaaaaaa”
Ternyata mayat itu adalah jasad mama yang sudah tak bernyawa. Wajahnya
telah hancur, dan tak dapat dikenali.Mama mengalami kecelakaan tragis saat
diperjalanan dan langsung dibawa ke RS. Sayangnya , nyawa mama tidak dapat
ditolong. Awalnya aku tidak percaya kalau itu adalah mama. Namun hatiku mulai
menerima saat kulihat liontin yang melingkar di leher itu.Yah aku mengenali
liontin itu.Liontin berbentuk love itu memang kepunyaan mama. Itu adalah
pemberian dari papa
“Ya
tuhaaaan ,mengapa Kau ambil mama ? mengapa tak Kau berikan kesempatan bagiku ku
untuk membagi kebahagiaan dengan mama. Mengapa ya tuhaan ?” kataku sambil menagis
histeris
Ternyata kepergian yang dikatakan abangku tadi memang sebuah kepergian,
tapi tidak lagi sebentar melainkan selamanya.Mama juga memang lagi dijalan ,
namun sekali lagi bukan dijalan menuju kesekolahku , tapi jalan menuju
peristirahatannya yang terakhir . Aku benar – benar merasakan kehilangan mama.
Mama adalah sosok penting bagiku. Mengapa mama harus pergi disaat ku mulai
ingin membagikan kebahagian.
Setelah itu pun kami mulai mengurusi pemakaman mama. Papa dan bang
Putra kelihatannya lebih rela menerima peristiwa tragis ini dibanding aku.
Sampai acara pemakaman selesai pun aku merasa sangat hampa.
Setelah berminggu –minggu kematian mama. Aku pun mulai merelakan apa yang
terjadi.Semua itu berkat nasehat papa dan bang Putra. Apa yang dikatakan mereka
benar, tak ada gunanya menyesali orang yang telah pergi,lebih baik kita
mendoakannya agar ia mendapatkan kebahagian dialam sana.
Siang itu saat aku sedang asyik menonton tv , kudengar suara kendaraan
mendekat kearah rumahku. Aku mendengar lantunan salam dari orang didepan
rumahku. Dan aku segera bergegas membukakan pintu
“walaikum
salam . eh bang putra. Kok cepet kali pulangnya ? ehem – ehem , siapa itu yang
disamping ? ”Ledekku ketika kulihat seorang gadis disamping bang putra
“
dosennya gak masuk dek ,jadi abang putuskan buat pulang kerumah. Oya kenalin
dek. Ini Vita teman kampus abang ”jawab bang putra
“Vita
. nama adek siapa ? ” kata gadis manis itu
“Miki
kakak. Wah kakak cantik ya.Pasti bukan temannya bang putra ni.Kakak pasti
pacarnya kan?” tanyaku
Kakak manis itu hanya tersenyum malu. Diikuti bang putra yang wajahnya
memerah. Itu sudah merupakan jawaban dari pertanyaanku. Untuk menghangatkan
suasana , aku langsung menyuruh mereka masuk.Kami pun menghabiskan waktu dengan
berkumpul bersama sambil melakukan aktivitas menarik . Ternyata kak Vita adalah
seorang pribadi yang menyenangkan. Pantas saja bang Putra memilihnya sebagai
pacar.
Seiring waktu berlalu, aku dan kak vita semakin akrab. Ia benar – benar
bisa mengambil hati keluargaku. Papa juga suka kelihatannya.Ia benar – benar
bisa menggantikan peran mama walaupun sebenarnya mama gak bisa digantikan. Dia
selalu menasehatiku , mendengarkan curhatku dan membuat aku nyaman. Kami benar-
benar merasa seperti sebuah keluarga
Tiba saatnya , dimana bang Putra
harus pergi karena ditugaskan melakukan penelitian keluar negeri dua minggu
yang akan datang.Penelitian itu pun akan berlangsung selama 3 bulan.Aku bakalan
sangat rindu padanya. Kurasa kak Vita juga tak mau ketinggalan. Oleh karena itu
, mereka sepakat melakukan pertunangan minggu depan. Sebenarnya pertunangan ini
terjadi bukan karena akan kepergian abangku. Namun karena mereka berdua telah
merasa cocok. Aku sangat mendukung
rencana mereka ini.
Seminggu
berlalu , dan pertunangan itu pun akan dilaksanakan. Kami sangat menikmati
acara tersebut dan berbahagia. Karena akan segera menyatunya kak Vita dalam
keluarga kami.Setelah beberapa hari sejak acara pertunangan itu,kini tiba
saatnya bang Putra pergi keluar negeri. Bang Putra akan ke Rusia.Sebuah tempat
yang masih asing , terutama bagiku.Aku takut sesuatu akan terjadi disana.
Rasanya aku tidak ingin membiarkan abangku pergi.Namun ,abangku berhasil
meyakinkanku kalau ia akan baik-baik saja dan akan pulang untukku. Ia juga
sebenarnya tidak ingin meninggalkanku , tetapi berhubung tugas dari dosen,ia
pun terpaksa harus pergi.
Pagi
itu , aku bersama papa telah bersiap – siap untuk mengantar bang Putra ke
bandara.Sesampainya di bandara , kulihat kak Vita telah menunggu.Sebelum pergi
, akupun memeluk bang Putra dengan erat.Aku takut tak bisa merasakan kehangatan
pelukan ini lagi. Karena 3 bulan bukan
waktu yang singkat.Bang putra pun tak lupa berpamitan kepada papa dan
kak Vita.Dan setelah itu , ia pun segera menuju pesawatnya .Pesawat itu akan
berangkat dalam 20 menit lagi.
Aku pun menangis melepaskan kepergian bang Putra.Kami hanya bisa
melihat pesawatnya lepas landas dari jauh.Dalam hati kecilku ,aku sangat
berharap pada tuhan untuk mengembalikan ia padaku suatu saat nanti.
Hari – hari tanpa bang Putra sangat terasa begitu lama. Keadaan ini
sangat membuat ku tidak nyaman dan gelisah setiap saat , sehingga berkali –
kali aku menelfon bang Putra untuk menanyakan kabar. Akan tetapi , bang Putra berpesan kepada ku untuk tidak menelfon lagi karena ia sangat sibuk
nantinya. Semua itu ia lakukan karena ingin cepat menyelesaikan tugasnya dan
bisa pulang menemuiku lagi.Aku pun memaklumi hal itu
Setiap selesai sholat aku selalu berdoa kepada tuhan untuk menjaga bang
Putra disana. Tak lupa ku juga mencari kesibukan agar dapat melupakan sejenak
kegalauanku.Akhirnya seiring berjalannya waktu , tak terasa sudah sebulan aku tidak
bertemu bang Putra
Senin pagi , aku pun bangun dari tidur dan segera bersiap-siap ke
sekolah. Setelah selesai makan , aku pun segera pergi kesekolah seperti
biasa.Pelajaran hari ini cukup membingungkan. Coba saja ada bang Putra , pasti
aku gak bakalan bingung seperti ini , pikirku
Saat
pulang sekolah , kubuka laci kamarku. Lalu kuambil hp ku berharap ada sms dari
bang Putra. Dan benar saja , ada sebuah sms darinya.
“ miki sayang...ntar malam
kamu jangan tidur dulu ya. Abang mau nelfon kamu
Abang udah rindu sama adek
abang yang imut ni..
IMUSM :* ”
Betapa senangnya hatiku saat membaca sms darinya. Rasanya sudah gak
sabaran lagi nungguin malam. Kira – kira kabar apa yang disampaikannya? Apa dia
mau beliin aku sesuatu disana ? wah asyik tu. Tapi sebenarnya , ku cuma
berharap dia bakalan sehat – sehat disana dan kepulangannya dipercepat. Yah
hanya itu saja.
Ternyata doaku kali ini dikabulkan oleh tuhan , saat abang Putra
menelfonku.ia mengabarkan bahwa dirinya baik – baik saja. Ku sangat bahagia
mendengarnya. Dan tak hanya itu saja, ada 1 kabar bagus lagi yang ia sampaikan.
Kalian tau apa ? ia bakalan pulang dalam seminggu lagi.Aku benar – benar sangat
bahagiiiiaaa.
Mulai saat itu , aku mulai membereskan rumah seiring menyambut
kepulangan bang Putra. Aku juga mengabarkan berita bahagia ini kepada papa. Dan
papa bilang , ia akan mengadakan makan malam bersama keluarga kak Vita.Sungguh
rencana yang begitu indah.
Hari ini hari kepulangan bang Putra.Tidak lupa aku menyediakan
keperluannya dan apa – apa saja yang ia suka.Berharap bang putra pulang dengan
senyuman.
Sudah lewat waktunya.Seharusnya bang Putra sudah dirumah sekarang.tapi
dimana dia ? mungkinkah ia singgah membeli kue kesukaanku ? kurasa mungkin ,
karena hal itu telah biasa dilakukannya jika pulang dari bepergian keluar
daerah
“pa...
bang Putra mana sih ? kok belum muncul juga? Telfon dong pa.. miki takut ia
kenapa – napa ” pintaku
“kamu
tenang aja,,, tadi papa udah nelfon dia sebelum take on. Ia janji bakalan kasi
kabar kalau udah tiba di bandara ”jawab papa
Setelah itu , kami putuskan untuk menonton tv sambil menunggu
kepulangan bang Putra.Tapi disaat asyik menonton tv ,tiba – tiba ada breaking
news yang memberitakan bahwa ada kecelakaan pesawat dikarenakan kelalaian
pilotnya. Pilot dan co pilotnya terbukti mengkonsumsi narkoba beberapa jam
sebelum keberangkatan.Aku tersentak kaget , aku takut itu pesawat bang Putra.
Papa segera mencari informasi tentang kecelakaan itu,sementara dalam hati
kecilku berdoa agar bang Putra gak
menaiki pesawat itu dan bisa selamat sehingga kami dapat berkumpul malam ini.
Sekali lagi tuhan masih baik padaku. Itu bukan pesawat bang putra. Tapi aku masih
mengkhawatirkan kondisinya.Apa yang ia lakukan sekarang?. Tiba – tiba ponselku
berdering menandakan ada panggilan masuk. Kulihat , dan ternyata bang Putra
yang menelfonku
Assalamualaikum bang,abang
dimana sih ? kok belum nyampe juga ? Miki dan papa khawatir ni! Sekarang abang
lagi ngapain ,abang sehat – sehat ja kan?mengapa gak ada kasi kabar? kataku tanpa henti
Walaikumsalam.tenang dulu dek.
Ya abang sehat-sehat ja.abang minta maaf karena gak ada kasi kabar. Tadi hpnya
lowbat. Abang gak sempat charge.abang juga minta maaf karena kepulangan abang
mesti ditunda.tadi dosen pembimbing abang sakit mendadak.jadi abang terpaksa
ngebatalin kepulangan.gak mungkin abang pulang sementara ia lagi sakit
keras.jadi abang mau disini dulu tuk beberapa hari. Jawab
bang Putra lembut
Ya sudah kalau gitu,yang
penting abang masih baik- baik disana.Padahal papa mau buat acara diner sama
keluarga kak Vita , tapi karena abang gak pulang ya terpaksa dibatalin deh.kataku sedih
Yang bener dek ? oya mungkin
rabu abang pulang . adekku lagi apa ? tanya bang putra
Iya dong bang. Miki lagi
nonton aja sama papa.mau bicara sama papa ? bentar ya
. kataku sambil menyerahkan hp kepada papa
Halo putra..kamu ini memang suka buat orang cemas ya.
Lain kali jangan seperti ini lagi ,lama- lama papa bisa jantungan nanti!omel papa
Namun tak ada balasan dari bang Putra. Segera ku suruh papa untuk men-loudspeaker hp itu.
Terdengar suara kegaduhan disana. Sepertinya bang putra dalam kondisi bahaya.
Aku dan papa terus memanggil bang putra.Tapi tetap tak ada jawaban. Kurasa hp
bang putra tidak lagi digenggamannya. Seketika suara kegaduhan tersebut berubah
menjadi keheningan. Dan kami pun terus memanggil – manggil bang putra sampai
telfon itu terputus.
Kami sangat cemas saat itu , aku hanya bisa menangis tanpa bisa berbuat
apa- apa. Aku tidak sanggup jika harus menerima kenyataan pahit lagi. Kami pun
memutuskan untuk shalat dan berdoa kepada tuhan akan perlindungan bang Putra.
Dalam ketulusan doa tersebut terselip
untaian air mata yang tiada henti – hentinya.
Beberapa jam kemudian , ada seseorang yang menelfon papa. Seseorang itu
adalah anggota kepolisian. Ia mengabarkan bahwa bang putra telah tewas dibunuh sekelompok
pencuri yang mabuk. Jenazahnya akan dikirim 2 hari lagi , karena pihak
kepolisian Rusia akan melakukan otopsi terlebih dahulu.Papa sangat terpukul
akan kejadian itu , terlebih lagi aku. Mengapa orang – orang yang kusayang
harus pergi ? apakah aku terlahir untuk mengecap penderitaan semata ? Mengapa
aku tidak bisa merasakan kebahagiaan sejati.Dimanakah kebahagiaan itu?apakah
benar ada ? ku sekarang sangat meragukan akan keberadaannya
Sesaat setelah mayat bang Putra sampai aku langsung tak kuasa menahan
gejolak batin ini.Aku sangat terpukul sekali. Papa dan kak Vita juga merasakan
kepedihan yang sama.Kami langsung memeluk dan menciumi jenazah itu.Tuhan sangat
memberiku cobaan yang berat , tapi ku berusaha meyakinkan diri bahwa tuhan
tidak akan memberi cobaan diluar kemampuan umatnya.Aku yakin itu.
Setelah berminggu – minggu kematian bang putra , papa sangat perhatian
kepadaku. Begitu juga kak Vita. Mungkin mereka mengerti apa yang kurasakan.
Mereka selalu mencoba untuk menghiburku. Perlahan – lahan aku pun mulai bisa
tersenyum. Walaupun senyum kecil sekalipun
Tapi seiring berjalannya waktu ,papa mulai berubah. Papa sudah jarang
pulang kerumah , apalagi untuk memberi perhatian kepadaku.Aku sangat
sedih.Biasanya ada kak Vita yang menyemangatiku. Tapi , sekarang kak Vita sudah
sibuk dengan kuliahnya. Tidak mungkin aku menggangu kehidupannya. Aku sadar ,
aku gak boleh egois yang hanya mementingkan perasaanku. Aku juga harus
memaklumi kesibukan kak Vita
Siang itu ,aku menyiapkan makan siang untuk kepulangan papa dari
kantor. Papa pun pulang dan akupun langsung membukakan pintu. Alangkah
terkejutnya aku ,ketika kudapati papa pulang bersama seorang wanita. Papa
memperkenalkan wanita itu kepadaku. Namanya Susi. Dan terlebih mengejutkan aku
,papa akan segera menikahinya. Tidaaaakkkk.sejak kapan papa berfikir seperti
ini. Aku belum bisa menerima pengganti mama terlebih lagi tante Susi . Aku rasa
dia mempunyai gelagat yang tidak baik. Namun papa tetap tak mau mendengarkan
kataku. Aku pun memutuskan pergi dari
rumah. Berharap papa segera mencariku . Namun kenyataannya , papa sama sekali
tidak peduli.Jika abangku masih hidup , pasti ia tidak akan meembiarkan aku
bersedih seperti ini
Papa benar –benar berubah sekarang. Cobaan apa lagi yang diberikan
tuhan padaku. Tidak cukupkah mengambil dua orang yang kusayang. Mengapa orang
ketiga yaitu papa mau Kau ambil juga ya tuhan ? Aku tidak habis fikir terhadap
peristiwa yang ku alami.Orang yang ku sayang diambil satu – persatu dengan cara
yang berbeda.
Saat itu , aku mulai masuk kedalam lembah hitam. Aku mulai mengikuti
pergaulan bebas. Peristiwa itu bermula ketika aku mengenali Dena.Dia juga
bernasib sama seperti ku.Aku pun mulai mengkonsumsi narkoba, mabuk-mabukan dan
terkadang berhubungan bebas dengan sembarang pria. Hal ini kulakukan karena aku
merasa hanya ini lah satu-satunya jalan untuk melepaskan penderitaan yang ada.
Dengan hal ini , aku bisa merasakan kenikmatan dan melepaskan bebanku walaupun
sesaat.
Kegiatan ini menjadi harianku , dan terus berlangsung sampai disuatu
titik dimana aku divonis menderita HIV/AIDS oleh dokter. Hatiku bagaikan
disayat sembilu ketika mendengar pernyataan dokter. Aku merasa sangat putus
asa. Aku tahu pasti nyawaku akan diambil kapan saja. Namun dokter tetap
memberikan semangat hidup padaku. Ia mengatakan bahwa segala sesuatu itu
sebaiknya diserahkan kepada yang Mahakuasa. Saat mendengar pernyataan dokter ,
air mata ini mengalir jatuh. Aku baru teringat akan sosok tuhan yang selama ini
telah aku lupakan. Aku merasa sangat hina , dan tak pantas hidup lagi.Tidak
salah jika tuhan menghukumku dengan penyakit ini
Sepulang dari dokter ,aku langsung mandi dan mensucikan diri ini.
Terlalu banyak dosa yang telah aku lakukan. Aku sadar sekarang , aku sangat
menyesal. Namun penyesalan ini tak ada artinya jika aku tak bertaubat.
Mulai detik itu, aku segera
mendekatkan diri kepada sang pencipta.Tak lupa juga memohon ampun atas kehinaan
yang selama ini aku perbuat. Hari – hari ku lalui dengan hal – hal yang lebih
bermakna sekarang . Aku sangat mencintai kehidupan baruku. Aku juga tidak lupa
rutin meminum obat dari dokter dan berharap kesembuhan masih berada dipihakku.
Malam itu, aku terbangun dari tidur. Ingin sekali aku merasakan
ketenangan.Hal itu bisa kudapatkan dengan berdoa kepada tuhan. Aku pun mengambil
air wudhu dan shalat malam. Setelah shalat , aku pun menampungkan kedua
tanganku dengan air mata yang terus mengalir
Ya allah.. aku tahu , hidupku tidak akan lama lagi
Aku juga tahu ini adalah hukuman bagi hamba-Mu yang zalim
Aku akan berusaha menerima semuanya dengan ikhlas
untuk itu, aku sangat memohon ampun-Mu
berilah aku pintu maaf walaupun mungkin aku tak pantas
dimaafkan
aku tahu , aku sudah melakukan dosa yang sangat besar
dosa yang tak termungkin bisa ditoleransi
aku telah melupakanmu ya allaaaaaaaahh.
Aku mohon pada-Mu , jika nanti waktuku telah habis
Masukkan lah aku
kegolongan hamba-Mu yang sholeh walaupun itu tak mungkin mudah kudapatkan
Aku juga ingin dipertemukan dengan mama dan bang Putra
sebelum aku dibakar di api neraka
Aku mohon ya allah.... amiin ya rabbal alamin
Sesaat kemudian , aku merasakan kesakitan yang luar biasa. Aku tidak
lagi bisa menahan sakit ini seperti yang aku lakukan sebelumnya.Aku berusaha
menggapai obat diatas meja. Namun , tubuh ini tak sanggup melakukannya.Mungkin
inilah akhir hidupku. Akhirnya aku pasrah jika aku akan dipanggil sekarang. Aku
terus melantunkan syahadat walaupun terasa berat. Aku ingin pergi dengan
islami.Semakin aku mengucapkan syahadat , semakin sakit ini merongrong tubuhku.
Aku benar- benar tidak tahan lagi.Kupandangi langit – langit rumahku , dan
kulihat mama dan bang putra telah menungguku. Mereka tersenyum kepadaku ,
sambil mengulurkan tangan. Aku pun meraih tangan mereka pertanda aku menerima
ajakan mereka.Mereka pun berjanji akan membawa ku ketaman indah yang selama ini
mereka tinggal.Aku sangat bahagia , walaupun didunia aku tidak bisa mendampingi
mereka disaat kematian. Aku sangat bersyukur karena tuhan masih mengabulkan doa
terakhirku untuk bertemu mama dan bang Putra. Bahkan tidak untuk sementara
waktu , aku akan disamping mereka selamanya walaupun dengan alam yang berbeda.
Selamanyaaa .......
MIRA
ARYUNI
XII
IPS 1
Comments
Post a Comment