LAPORAN PRAKTIKUM
KESEHATAN TERNAK


KELOMPOK 3
Dodi Andika                          J3W412016
Atika Hasanah Putri             J3W412021
Mira Aryuni                          J3W412005
Salim Borahima                                 J3W412046




IPB BIRU.jpg
 







PROGRAM KEAHLIAN
PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DAFTAR ISI
LAMPIRAN……………………………………………………………………  20

 

 

 

 

 

 

 

 

 

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia. Usaha pemeliharaan ternak disebut sebagai peternakan (atau perikanan, untuk kelompok hewan tertentu) dan merupakan bagian dari kegiatan pertanian secara umum.
Ternak dapat berupa binatang apa pun (termasuk serangga dan vertebrata tingkat rendah seperti ikan dan katak). Namun demikian, dalam percakapan sehari-hari orang biasanya merujuk kepada unggas dan mamalia domestik, seperti ayam, angsa, kalkun, atau itik untuk unggas, serta babi, sapi, kambing, domba, kuda, atau keledai untuk mamalia. Sebagai tambahan, di beberapa daerah di dunia juga dikenal hewan ternak yang khas seperti unta, llama, bison, burung unta, dan tikus belanda mungkin sengaja dipelihara sebagai ternak. Jenis ternak bervariasi di seluruh dunia dan tergantung pada sejumlah faktor seperti iklim, permintaan konsumen, daerah asal, budaya lokal, dan topografi.
Kelompok hewan selain unggas dan mamalia yang dipelihara manusia juga disebut (hewan) ternak, khususnya apabila dipelihara di tempat khusus dan tidak dibiarkan berkelana di alam terbuka. Penyebutan "ternak" biasanya dianggap "tepat" apabila hewan yang dipelihara sedikit banyak telah mengalami domestikasi, tidak sekedar diambil dari alam liar kemudian dipelihara. Ke dalam kelompok ini termasuk ngengat sutera, berbagai jenis ikan air tawar (seperti ikan mas, gurami, mujair, nila, atau lele), beberapa jenis katak (terutama bullfrog), buaya, dan beberapa jenis ular. Usaha pemeliharaan ikan umumnya disebut sebagai perikanan atau, lebih spesifik, budidaya ikan.
 Peternakan adalah kegiatan ternak yang lebih bersifat intensif atau terpola dengan terpadu. Teratur dan terukur mulai dari manajemen kandang dan manajemen pakan. Kandang dibuat dengan desain dan ukuran tertentu. Begitu pula pakan dengan nutrisi yang kadar gizinya terhitung sesuai dengan kebutuhan ternak. Pada umummnya yang diternakkan adalah ikan, unggas, dan ternak hewan ruminasia seperti kambing, domba, sapi termasuk rusa. Lebih spesifik lagi adalah yang bernilai ekonomi.
Kandang adalah hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ternak khususnya domba. Struktur kandang domba dan kambing  berbeda dari kandang ternak lainnya. Kandang ternak domba dan kambing biasanya menggunakan kandang panggung agar kotorannya mudah dibersihkan dan membawa bibit penyakit pada domba. Pembersihan kandang domba dilakukan setiap hari
Kandang merupakan salah satu unsur penting dalam membudidayakan ternak, temasuk sapi . Kandang bagi ternak berfungsi sebagai tempat berlindung dari sengatan sinar matahari, guyuran hujan dan tiupan angin kencang sehingga dapat mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan. Sapi yang dikandangkan juga akan memudahkan peternak dalam melakukan pemeliharaan dan perawatan.
Berkaitan dengan pemmbuatan kandang, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan , antara lain letak kandang, bahan kandang dan  ukuran.

1.2 Tujuan

-          Untuk mengetahui bentuk kandang untuk ternak
-          Untuk mengetahui bentuk kandang yang ideal untuk ternak
-          Agar kita tahu fungsi-fungsi bagian kandang tersebut
-          Mengetahui tipe kandang untuk ternak
-          Mengetahui komponen kandang yang cocok bagi ternak





 

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sapi merupakan hewan pemakan rumput ( yaitu mereka makan rumput dan vegetasi rendah/bawah lainnya) dan memamah biak (mengunyah kembali makanan yang sudah ditelan pertama kali). (Pamungkas 2012)
Kandang berfungsi memberikan kenyamanan bagi ternak, melindungi ternak dari gangguan yang tidak diinginkan dan memudahkan pengelolaan. (Pamungkas 2012)
Untuk itu kandang harus diperhitungkan secara menyeluruh baik dari penentuan lokasi, pembuatan lay out(tata letak), sampai dengan pembuatan kandang itu sendiri. (Panjoono 2004)
Jenis kandang untuk sapi perah ada tiga yaitu kandang laktasi tunggal, kandang laktasi ganda dan kandang pedet. Kandang berfungsi untuk melindungi sapi dari cuaca buruk, hujan, panas matahari serta keamanan dari gangguan binatang buas dan pencurian (Timan 2003).
Bangunan kandang didasarkan pada keperluan usaha sapi perah, dan pembangunannya ditujukan untuk mengurangi penggunan waktu dalam pemeliharaan, efisiensi kerja dan tenaga kerja. Besar bangunan harus disesuaikan dengan rencana jumlah ternak yang akan dipelihara dalam keadaan iklim setempat. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan kandang adalah cahaya matahari, ventilasi, letak kandang, parit (Sutarno 1994).
Beberapa faktor yang turut menentukan ukuran, tipe, dan penggunaan kandang antara lain ukuran nyata dari kelompok sapi perah dan rencana ekspansi; kemiringan, pengaliran dan penampakkan sisi bangunan; kondisi iklim; ukuran dan produktivitas usaha; tenaga kerja yang tersedia; modal yang tersedia; aturan sanitasi dan aturan perdagangan susu; aturan pembangunan dan bangunan di wilayah itu; kesukaan personel (Soetarno 2003).
Kandang tunggal atau satu lantai dilihat dari penempatan sapi dibedakan menjadi satu baris atau lebih dari satu baris. Jenis kandang yang lain yaitu kandang lepas yang merupakan sistem kandang yang memberi kesempatan sapi bebas karena tidak ditambat. Kandang ini terdiri dari kandang lepas sistem loose housing merupakan kandang sapi perah yang sapinya tidak ditambat, bagian kandang ini terdiri dari ruang tempat istirahat, tempat peranginan dan tempat penyimpanan makanan, tempat memerah dengan mesin dan tempat sapi kering. Kandang lepas system freestall pada prinsipnya sama dengan system loose housing, yaitu sapi dipelihara dikandang dengan tidak ditambat. Pada kandang freestall tempat istirahat atau tidur sapi disekat-sekat, dan tiap sekatnya hanya cukup untuk satu ekor (Sutarno 1994).
Palungan merupakan tempat pakan dan tempat minum yang berada didepan ternak, terbuat dari kayu atau tembok dengan ukuran mengikuti lebar kandang. Kandang individu yang mempunyai lebar kandang sebesar 1,5 meter, maka panjang tempat pakan berkisar antara 90 – 100 cm dan tempat minum berkisar antara 50 – 60 cm. Sedangkan lebar palungan adalah 50 cm, dan tinggi bagia luar 60 cm dan bagian dalam sebesar 40 cm. Ukuran palungan untuk kandang kelompok adalah mengikuti panjang kandang, dengan proporsi tempat minum yang lebih kecil dari tempat pakan. (Mahendra 2009)
Selokan merupakan saluran pembuangan kotoran dan air kencing yang berada dibelakang kandang ternak individu (Gambar 5). Ukuran selokan kandang disesuaikan dengan kondisi kandang tujuan pemeliharaan. Ukuran selokan digunakan untuk kandang individu, dengan ukuran lebar 30 – 40 cm dan dalam 5 – 10 cm. (Mahendra 2009)
Domba dipelihara terutama untuk keperluan produksi daging, wol, kulit, susu dan kotorannya (Payne dan Williamson, 1993). Daging domba merupakan sumber protein dan lemak hewani. Bulu domba dapat digunakan sebagai industri tekstil. Walaupun belum memasyarakat, susu domba merupakan minuman yang bergizi (Anonim, 2005). Namun seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi tidak jarang domba digunakan sebagai hewan percobaan untuk penelitian (Payne dan Williamson, 1993).
Domba merupakan herbivora yang merumput, tidak seperti kambing dan jerapah yang menyukai dedaunan yang tinggi (Smith et.al., 1997). Domba lebih suka rumput pendek, legum dan berbagai jenis semak pendek (Payne dan Williamson, 1993). Domba memotong tumbuhan sangat dekat dengan tanah (Smith et.al., 1997)
Pada hakikatnya kandang domba dapat dibedakan dalam 2 tipe, yaitu: tipe kandang panggung dan tipe kandang lemprak. Tipe kandang panggung memiliki kolong yang bermanfaat sebagai penampung kotoran. Kolong digali dan dibuat lebih rendah daripada permukaan tanah sehingga kotoran dan urine tidak berceceran. Alas kandang terbuat dari kayu atau bambu yang telah diawetkan. Tinggi panggung dari tanah dibuat minimal 50 cm/2 m untuk peternakan besar. Palung makanan harus dibuat rapat, agar bahan makanan yang diberikan tidak tercecer keluar. Sedangkan kandang lemprak tidak dilengkapi dengan alas kayu, tetapi ternak beralasan kotoran dan sisa-sisa hijauan pakan. Kandang tidak dilengkapi dengan palung makanan, tetapi keranjang rumput yang diletakkan diatas alas. Pemberian pakan sengaja berlebihan, agar dapat hasil kotoran yang banyak. Kotoran akan dibongkar setelah sekitar 1-6 bulan (Anonim, 2005).











III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Pratikum kali ini dilakukan pada Kamis, 5 September 2013. Lokasi pratikum bertempat di kandang sapi perah, kandang domba, kandang kambing dan kandang ayam layer di lingkungan  Kampus Gunung Gede Institut Pertanian Bogor.

3.2 Alat dan Bahan

Dalam pratikum kali ini kita tidak menggunakan alat dan bahan. Pratikan hanya menggunakan indra penglihatan untuk mengamati bentuk kandang ternak baik itu lantai, dinding, atap, tempat pakan dan minum.

3.3 Cara Kerja

Adapun langkah kerjanya adalah sebagai  berikut. Pertama kandang sapi dikunjungi untuk dilakukan pengamatan. Setelah itu, amati bentuk lantai, dinding, atap, tempat pakan dan minum dan tipe kandang itu sendiri. Hal ini berlaku juga untuk pengamatan kandang kambing, domba dan ayam petelur.














IV.PEMBAHASAN

4.1 Hasil

a.       Sapi
Variabel

Jenis Sapi
Sapi potong dan sapi perah
Bentuk Atap                           
Terdiri dari 2 tingkat dan terbuat dari daun rumbia. Diantara tingkat 1 dan 2 terdapat ventilasi
Lantai
Terbuat dari batu ( tanpa alas)
Sekat
Sekat pertama lurus sedangkan sekat antar sapi dibuat miring
Tempat pakan
Berada didepan
Tempat minum
Berada disamping tempat pakan dengan diberi ember
Tipe Kandang
Tail to tail
Selokan/parit
Terdapat dibelakang ternak
Fasilitas Pendukung
Gudang pakan dan sistem irigasi
Arah Kandang
Utara ke Selatan

b.      Domba
Variabel

Bentuk Kandang
Panggung
Bahan Pembuat Kandang
Kayu
Tempat pakan
Didepan
Jenis pakan
Rumput dan alang-alang
Arah kandang
Utara ke Selatan


4.2 Pembahasan

a.       Sapi
Dalam pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa lokasi kandang sapi telah memenuhi syarat makro (daerah) maupun mikro (area). Secara makro, kandang sapi telah dekat dengan sumber  produksi dan tempat pemasaran serta dalam lingkungan yang mendukung baik lingkungan iklim maupun lingkungan sosial sesuai dengan RUTR (Rencana Umum Tata Ruang). Secara mikro, kandang harus mudah dijangkau sarana transportasi sehingga menghemat biaya dan terpisah dari pemukiman sehingga tidak mengganggu dan terganggu oleh lingkungan sekitar. Dalam hal ini kesemua syarat telah dipenuhi, hanya saja syarat jauh dari pemukiman belum terpenuhi. Kandang sapi dalam pengamatan kali ini berlokasi dekat dengan pemukiman. Hal ini disebabkan kandang tersebut merupakan objek pembelajaran mahasiswa sehingga lokasinya harus dapat dijangkau mahasiswa. Akan tetapi dalam kenyataan bisnis dilapangan fungsi kandang jauh dari pemukiman dimaksudkan agar kesehatan masyarakat tidak terganggu sehingga dapat menjamin biaya produksi dan menjamin kelangsungan usaha. Kedekatan kandang dengan sarana produksi baik berupa bibit, pakan, air dan obat serta tempat pemasaran berkaitan dengan biaya produksi itu sendiri.
Atap kandang sebaiknya menggunakan bahan yang kuat , tidak mudah menyerap panas dan haga terjangkau. Tinggi atap juga harus melebihi tinggi manusia. Atap dapat terbuat dari genting, daun alang-alang, daun rumbia, daun kelapa, asbes dan seng. Pemilihan bahan tergantung dari segi ekonomis, keawetan dan kenyamanan ternak. Sebaiknya tidak menggunakan bahan asbes dan seng, karena kedua bahan tersebut dapat meningkatkan panas dalam kandang sehingga membuat ternak merasa kehausan. Dianjurkan untuk menggunakan bahan dari genting, karena selain mudah didapat genting juga murah dan tidak menyerap panas. Tinggi atap juga harus diperhatikan sebaiknya ketinggian atap mampu menjadikan pertukaran udara dalam kandang baik dan melindungi tempat pakan dari sinar matahari dan hujan. Dalam pengamatan kali ini atap kandang dibuat tinggi dan terbuat dari rumbia. Struktur atap kandang ini juga terdiri dari dua tingkatan dimana diantara tingkatan tersebut terdapat ventilasi udara.
Bentuk kandang terdiri dari kandang individu atau kandang tunggal, merupakan model kandang satu ternak satu kandang. Pada bagian depan ternak merupakan tempat palungan (tempat pakan dan air minum), sedangkan bagian belakang adalah selokan pembuangan kotoran. Sekat pemisah pada kandang tipe ini lebih diutamakan pada bagian depan ternak mulai palungan sampai bagian badan ternak atau mulai palungan sampai batas pinggul ternak Tinggi sekat pemisah sekat sekitar 1 m atau setinggi badan sapi. Sapi di kandang ndividu diikat dengan tali tampar pada lantai depan guna menghindari perkelahian sesamanya Luas kandang individu disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi yaitu sekitar panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter.
Kelebihan kandang individu dibanding kandang kelompok yaitu : sapi lebih tenang dan tidak mudah stress, pemberian pakan dapat terkontrol sesuai dengan kebutuhan ternak, menghindari persaingan pakan dan keributan dalam kandang.
Menurut susunannya, terdapat tiga macam kandang individu yaitu :
a.        Satu baris dengan posisi kepala searah
b.      Dua baris dengan posisi kepala searah, dengan lorong ditengah
c.       Dua baris dengan posisi kepala berlawanan dengan lorong di tengah
Kandang individu dengan model satu baris kepala searah, biasanya menggunakan tipe kandang yang mempunyai atap satu big (Shade), Dimana lorong yang digunakan untuk memberi pakan dan minum terletak di muka deretan kandang. Kandang individu model dua baris biasanya menggunakan tipe kandang yang mempunyai atap dua bidang (Gable, Monitor dan Semi monitor). Lorong ditengah pada kandang yang mempunyai posisi kepala searah adalah untuk memberi pakan dan minum, sedangkan pada kandang yang mempunyai posisi kepala berlawanan, lorong ditengah adalah untuk membersihkan kotoran dan feses. Sedangkan kandang kelompok adalah kandang yang diisi oleh lebih dari satu ekor ternak pada setiap petak. Sapi yang dipelihara dengan sistem lepas dan berkelompok membutuhkan luasan kandang yang lebih fleksibel. Patokan untuk menentukan panjang tempat pakan adalah tergantung besar ukuran sapi yang dipelihara. Patokan untuk lantai kandang adalah luasan ternak ketika tidur serentak. Penempatan sapi juga harus melihat dari status reproduksi dan produksinya. Dalam pengamatan kali ini, bentuk kandang adalah kandang individu kareana mempunyai sekat antar ternak. Kandang ini menggunakan sistem tail to tail, artinya tempat pakan didepan ternak namun posisi kepala berlawanan arah. Selokan atau parit terdapat dibelakang ternak dengan kemiringan tertentu yang memudahkan untuk membersihkan feses dan urine ternak. Lorong tengah pada kandang inipun berfungsi untuk tempat membersihkan kotoran ternak.
Lantai kandang harus lebih tinggi dari permukaan sekitarnya agar air dari luar tidak dapat mengenangi lantai. Lantai dibuat dengan kemiringan 5% dan dikeraskan dengan semen. Lantai dibedakan menjadi basah dan kering. Pada sistem basah, feses dibersihkan tiap hari agar kebersihan kandang dapat terjaga. Sedangkan pada sistem kering, lantai diberi alas untuk menampung feses dan urine dan dibersihkan setiap periode. Dalam kandang yang diamati, lantai nya terbuat dari semen dan posisinya juga lebih tinggi dari sekitarnya.
Kandang dalam pengamatan kali ini juga memiliki dua jenis sapi yakni sapi perah dan sapi potong. Penempatannya pun didasarkan pada fase ternak tersebut, yakni terpisah antara indukan dan anakan. Serta arah kandangnya pun menghadap utara ke selatan.
b.      Domba
Domba juga merupakan salah satu hewan ternak yang diminati untuk dibudidayakan. Domba mempunyai peluang dan potensi pasar yang bagus. Dombq merupakan ternak yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap berbagai jenis pakan dan daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan. Salah satu faktor dalam pemeliharaan ternak adalah kandang. Kandang merupakan tempat ternak untuk melakukan semua aktifitas. Dalam membangun kandang harus memperhatikan faktor biologi, teknis dan ekonomis. Faktor biologi berkaitan dengan responsive ternak terhadap cuaca lingkungan. Faktor teknis berkaitan dengan bahan dan tata bangunan kandang. Faktor ekonomis merupakan faktor terpenting karena dalam pemeliharaanya harus mendatangkan nilai ekonomis sehingga penggunaan bahan pembuatan pakan relatif murah namun kuat dan cocok bagi ternak. Konstruksi kandang domba harus memperhatikan berbagai hal. Atap kandang harus terbuat dari bahan yang ringan namun daya serap panas relatif kecil. Dinding harus memperhatikan pertukaran udara berlangsung dengan baik tanpa menggangu kesehatan ternak. Tempat pakan juga harus diperhatikan agar pakan tidak tercecer dan dapat dengan mudah dimakan oleh ternak. Tempat minum juga harus terjangkau agar ternak tidak kehausan. Tipe kandang juga terdiri dari kandang panggung dan lemprak.
            Dalam pengamatan kali ini, kandang domba berbentuk kandang panggung. Hal ini dimaksudkan agar kotoran dapat tertampung dibawah sehingga kandang mudah dibersihkan. Lantai kandang dibuat dari kayu yang diberi celah agar kotoran dapat jatuh namun kaki domba tidak terperosok. Dinding terbuat dari kayu serta antar domba diberi sekat dengan tujuan membatasi gerak domba. Tempat pakan dan minum juga berada didepan ternak sehingga memudahkan ternak untuk makan.
c.       Kambing
Perkandangan merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan tingkat keberhasilan usaha peternakan. Kandang merupakan bangunan yang dibuat buat ternak agar bisa hidup nyaman dalam pemeliharaan. Kandang juga menjaga kambing agar terhindar dari serangan yang berbahaya, serta dapat dikontrol dengan mudah juga penyakit yang di derita, dan aktivitas produksinya. Perkandangan yang baik adalah kandang harus kuat sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan harus di sesuaikan dengan banyaknya jumlah ternak. Ventilasi kandang harus cukup dan kandangnya  terletak lbih tinggi dari lingkungan sekitarnya.
Pada pemeliharaan kambing kandang harus dapat memermudah kambimng dalam melakukan aktifitas sehari-hari seperti makan ,minum, kenncing, dan pada saat membuang kotoran.
Jenis kandang
Kandang diusahakan berbentuk panggung karena pada dasarnya akan lebih mudah bagi peternak untuk melakukan pengawasan terhadap ternak itu sendiri. Dasar kandang berada dibawah lantai karena kandang dibuat panggung fungsinya agar limbah kotoran kambing dapat langsung mengalir keparit atau bak penampungan yang disediakan disekitar kandang . kandang di diploma menggunakan kandang panggung dan memiliki parit yang baik dialiri air atau kotoran
Komponen kandang
1.               Atap
Atap pada kandang kambing dibuat lebih baik supaya pada saat hujan air tidak menembus atap. Adapun atap yang digunakan sebaiknya dengan menggunakan genteng, karena mammpu menahan air dan menjaga suhu agar suhu kambing terjaga dengan baik. Perkandangan yang ada di DIPLOMA sudah termasuk bagus karena atap yang digunakan berupa genteng dan mampu menjaga keamanan kandang dari atas seperti hujan.
.
2.               Lantai kandang
            Pada saat beternak kambing sebaiknya menggunakan kandang yang berjenis panggung, karena mammpu menjaga hal-hal yang tidak di inginkan seperti banjir, dan mempermuda pada saat pembersihan disekitar kandang. Adapun kandang DIPLOMA yang digunakan sudah baik dan masuk dalam standar kandang budidaya kambing. Lantai kandang yang digunakan menggunakan papan dan tidak terlalu rapat agar kambing mengeluarkan kencing dan kototan tidak menggumpal tetapi merembes kebawah. Penggunaan lantai kandang seperti ini mempermuda pada saat membersihkan kotorannya agar kotoran kambing tidak menghasilkan atau menyimpan amoniak, sehingga kambing bisa sehat dan terjaga dari penyakit.
Ventilasi yang baik diterapkan adalah mempermuda keluarnya udara kotor dari kandang dan masuk udara yang bersih atau segar. Pembuatan ventilasi pada kandang kambing sangat penting agar kambing tidak menyebabkan sesak napas dan terutama bau kotoran yang sangat menyengat. Pembuatan ventilasinya pun tidak terlalu besar dan kecil.Ventilasi pada kandang kambing dan domba di kampus diploma sudah termasuk bagus karena pertukaran udaranya sudah maksimal. Kambing pun merasa nyaman pada saat bernapas dan tidak sesak akibat sisa kotoran yang di keluarkannya.
4.               Sekat
            Pada pelaksanaan budidaya kambing dengan menggunakan panggu sebaiknya diberi sekat agar lebih muda menjaganya, dan juga mempermuda untuk mengecek pada saat kambing ingin dikawinkan. Di Diploma pada kandang panggung yang digunakan memiliki sekat seperti yang dimaksud diatas memiliki sekat agar mempermuda pembagian kambing. Pada pemeliharaan diploma yang dikatakan oleh penjaga kandang , kambing yang disini akan bersuara jika didalam sekat bukan anggotanya atau salah masuk sekat.
5.               Tempat pakan dan minum
Selain kandang  yang sangat diutamakan saat pemeliharaan kambing akan tetapi tempat pakan dan minum sangat diperlukan agar kambing pada saat pemeliharaan tidak hanya hidup akan tetapi berkembang menjadi besar dan sehat. Tempat pakan dan minumnya pun harus terhindar dari kambing atau dipisahkan agar kambing tidak mengijak atau tidur dipakan. Kambing menyukai macam-macam dedaunan sebagai pakan dasar dan pakan  tambahan ( konsentrat). Konsentrat disusun dari bungkil kelapa, kedelai, dedak, tepung ikan ditambah mineral dan vitamin. Adapun pakan dasar umumnya adalah rumput kayangan, daun lamtoro, rumput gajah, dan gamal. Pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3% berat badan (dasar bahan kering) atau 10-15% berat badan (dasar bahan segar). Air minumnya pun harus bersih agar kuman tudak masuk kedalam tubuh kambing.Di diploma tempat pakan dan minum suda baik karena tidak bercampur dengan kambing yang di pelihara. Dan pemberian pakannya pun suda bagus karena selain pakan lami yang diberikan juga memberikan pakan konsntrat sebagai pakan tambahan agar kambing cepat besar sesuai dengan keinginan.
6.               Arah kandang
Arah kandang untuk beternak kambing sebaiknya melihat posisi matahari terbit dan terbenamnya mengarah kemana. Agar supaya intensitas cahaya terpenuhi bagi kambing untuk pertumbuhan tulang dan bakteri yang ada didalam kandang berkurang atau mati.Di Diploma arah kandang yang digunakan pada saat pembangunan kandang sudah baik karena melihat dan memperhatikan arah barat dan timur.

d.      Ayam petelur

Kandang yang baik dibuat memanjang dari arah Utara ke Selatan dari bahan yang relatif menyerap panas (atap berwarna muda), murah, dan tersedia cukup. Kandang merupakan sarana yang terpenting untuk terselenggaranya usaha peternakan ayam secara intensif. Dalam pengamatan awal yang dilakukan dalam praktikum mendapatkan hasil sebagai berikut:

1.                  Jenis kandang yang digunakan yaitu kandang baterai atau cage. Kandang ini dibuat berimpit antara kandang satu dengan yang lainnya, hal ini dilakukan untuk mengefisienkan biaya. Dan kandang jenis ini memiliki fungsi:

·         Memudahkan penanganan secara individual.
·         Menghindari kontak antarindividual.
·         Memudahkan dalam mengumpul telur.
·         Telut lebih bersih.
·         Sifat kanibal bisa ditekan karena telur yang dihasilkan langsung keluar kandang.
2.      Penyinaran

Bagi ayam petelur, sinar matahari memiliki fungsi yang sangat strategis, antara lain membantu proses pembentukan telur, membunuh mikroorganisme penyebab penyakit, dan membantu pembentukan vitamin D. Dengan berbagai fungsi cahaya tersebut, maka kandang yang digunakan dalam praktikum tersebut memiliki dinding yang terbuat dari kawat-kawat jaring agar mempermudahkan cahaya masuk.

3.      Ventilasi
Salah satu bagian kandang yang berperan sebagai penyedia udara yang bersih adalah sistem ventilasi. Oleh sebab itu dinding yang terbiat dari kawat selain untuk cahaya juga sebagai ventilasi untuk jalur udara keluar masuk kandang. Aliran udara yang cukup akan mampu memberikan suplai oksigen untuk kebutuhan pernapasan ayam sekaligus mengusir karbondioksida dan amonia keluar kandang.

4.      Mewaspadai Karbondioksida Dan Amonia
Karbondioksida merupakan hasil proses pernapasan dan proses pencernaan. Amonia merupakan gas yang dihasilkan oleh proses pencernaan yang dikeluarkan dalam bentuk kotoran ayam. Dalam praktikum ini pada kandang menggunakan sekam padi yang ditaburkan dibawah kandang baterai, hal ini bertujuan untuk mengurangi bau dan kotoran menjadi kering.


5.      Kebersihan kandang
Dalam praktikum ini kandang sudah dalam kondisi bersih, kebersihan kandang merupakan salah satu langkah untuk mengurangi populasi bibit penyakit disekitar ayam. Kebersihan kandang juga harus dijaga setiap saat dan alas kandang atau sekam padi harus diganti  bila mulai basah dan bau tidak sedap.
6.      Peralatan kandang
Dalam pengamatan yang dilakukan tempat pakan yang digunakan yaitu satu ekor ayam satu tempat pakan. Sedangkan tempat minum menggunakan aliran air dari selang sehingga menyambung antara yang satu dengan yang lain. Dan peralatan harus selalu bersih. Cara ini sangat baik karena tidak akan terjadi kompetisi dalam  memperoleh pakan dan minum.

V. Kesimpulan

Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kandang sapi, domba, kambing dan ayam petelur sudah ideal karena telah memenuhi sebagian persyaratan dalam pembuatan kandang sesuai RUTR



















DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2005. Teknologi Tepat Guna tentang Budaya Peternakan, Budidaya Ternak Domba. BPPT. Jakarta www.iptek.net.id
Murtidjo, B. A. 1993. Memelihara Domba. Kanisisus, Yogyakarta
Payne, W. J. A. dan Williamson, G. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Edisi ke-3, Gadjah Mada University Press. Hal 547-578.
Sutarno, T. 1994. Manajemen Ternak Perah. Fakultas Peternakan UGM, Jogjakarta..
Timan, Soetarno. 2003. Manajemen Budidaya Sapi Perah. Laboratorium Ternak Perah. Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta.








                         





                       


Comments

Popular Posts