ANAK RIAU ITU MANIS – MANIS LOH TAPI SAYANG BAU ASAP
ANAK
RIAU ITU MANIS – MANIS LOH TAPI SAYANG BAU ASAP
Sudah menjadi rahasia umum kalau beberapa wilayah
di Indonesia kerap kali dilanda kabut
asap khususnya Provinsi Riau [read: Negeri Diatas Awan]. Di Negeri Melayu
tersebut bencana kabut asap seolah menjadi ritual wajib tiap tahunnya. Betapa
mirisnya melihat tanah melayu diselimuti asap tebal nan beracun yang siap
mengancam nyawa penduduknya. Bahkan detik ini sudah 2 orang menjadi korban
yakni seorang bayi yang bernama Harum dan pria berusia 31 tahun seorang pegawai
honorer di Kementrian Agama.
Pembakaran hutan di Provinsi Riau
diakibatkan kegiatan sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab demi membuka
lahan untuk kepentingan bisnisnya. Padahal sudah jelas dalam regulasi bahwa
pembukaan lahan harus menerapkan prinsip zero
burning. Namun masih saja terdapat kecurangan dalam pelaksanaannya. Akibatnya
asap tebal nan pekat menyelimuti Riau dan sadisnya dinyatakan berbahaya menurut
data ISPU yang terdapat di jalan-jalan kota Pekanbaru.
Masyarakat sudah sangat geram dengan
hal tersebut. Betapa tidak, kabut asap tersebut telah melanda wilayah Riau
kurang lebih 3 bulan dan selama itu pula masyarakat harus menghirup udara
beracun. Kerugian yang ditimbulkan juga sangat banyak mulai dari kerugian
ekonomi hingga kesehatan. Di bidang ekonomi, perekonomian hampir lumpuh karena
proses transportasi barang atau jasa melalui darat, laut dan udara mengalami
kesulitan akibat jarak pandang yang hanya 100 m. Dibidang pendidikan siswa
terpaksa diliburkan sehingga mengganggu kegiatan belajar-mengajar. Terlebih
lagi dibidang kesehatan ribuan warga menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA). Harusnya pemerintah yang berwenang lebih tegas untuk memerangi kasus
tersebut agar tidak berulang tiap tahunnya.
Sebagai masyarakat riau, saya merasa
prihatin atas kejadian ini. Tempat saya dilahirkan harus menanggung bencana
yang tidak berkesudahan. Tempat kami menyimpan banyak keindahan alam bahkan
hasil alam yang selama ini menjadi pemasukan devisa negara [read: minyak bumi].
Akibat kabut asap ini lambat laun akan melemahkan perokomian kami, menutup
segala potensi yang ada diwilayah kami. Harapannya pemerintah dan pihak
berwenang dapat menerapkan solusi jangka panjang agar bencana kabut asap tidak
terulang. Usaha pemerintah tersebut juga tidak akan berjalan jika tidak
mendapat dukungan dari segenap masyarakat. Untuk itu masyarakat hendaknya turut
menjaga alam dengan menumbuhkan sikap mencintai lingkungan agar dapat
meminimalisir kegiatan-kegiatan pencemaran lingkungan. Jika hal tersebut tidak
dijalani, maka bencana kabut asap tidak akan pernah lelah untuk bertamu ditanah
kita sehingga dapat mengurangi potensi yang turut ada diwilayah kita salah
satunya“ Wajah manis anak Riau dilapisi kabut asap”
Comments
Post a Comment