UPAYA MENGATASI KONFLIK DIMASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada penulis,sehingga penulisbisa
menyelesaikan tugas makalah ini dengan segala bentuk kekurangan dan kelebihan.
Shalawat serta salam tak lupa penulishadiahkan
kepada Nabi junjungan alam, Muhammad
SAW,karna beliau telah membawa kita dari alam kegelapan hingga kealam yang
berilmu pengetahuan,dengan dibawanya Saidinnul Islam.
Makalah dengan judul “UPAYA
MENGATASI KONFLIK DIMASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PERSATUAN DAN KESATUAN
BANGSA” sengaja penulis buat untuk memenuhi sebagian dari tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan, Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Kritik dan saran selalu penulis nantikan
demi perbaikan tugas-tugas selanjutnya. penulis mohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, karna penulis
sendiri masih dalam tahap belajar. Dengan demikian penulis ucapkan terima kasih
kepada pembaca sekalian, dan semoga makalah dapat dipergunakan seperlunya.
Bogor,
06 Desember 2012
Penulis
Khusna Ravita
D A F T A R I S I
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan masyarakat konflik merupakan hal yang wajar dan
biasa, karena setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan ketika
kepentingan antara satu individu denan individu lain ataupun kepentingan
kelompok dengan kelompok saling berbenturan maka terjadilah konflik.
Pada dasarnya, muculnya konflik tidak bisa lepas dari kehidupan
suatu masyarakat, karena konflik merupakan suatu fenomena yang tidak dapat
dihilangkan dalam suatu interaksi sosial. Konflik hanya dapat dikendalikan dan
diminimalisasikan saja, sehingga konfik yang timbul tidak sampai stadium lanjut
yang mengancam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Namun,
kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini tengah
menghadapi ancaman serius berkaitan dengan mengerasnya konflik-konflik dalam
masyarakat, baik yang bersifat vertikal maupun horizontal. Konflik-konflik ini
muncul dengan dipicu oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik faktor
dari dalam maupun dari luar.
Kondisi ini berpengaruh pada memudarnya rasa persatuan dan
kesatuan masyarakat,bangsa, dan negara. Untuk itu perlu adanya upaya yang harus
dilakukan demi mewujudkan kembali persatuan dan kesatuan bangsa, yang akan
dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.
2. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini diantaranya :
1) Apa
yang dimaksud dengan konflik?
2) Apa
faktor-faktor penyebab terjadinya konflik dalam masyarakat?
3) Apa
dampak terjadinya konflik dalam masyarakat?
4) Apa
saja jenis-jenis konflik yang terjadi dalam masyarakat?
5) Bagaimana
cara penyelesaian konflik di msayarakat?
6) Pentingnya
Rasa Persatuan dan Kesatuan dalam masyarakat
7) Bagaimana
meningkatkan dan mewujudkan kembali rasa persatuan dan kesatuan bangsa?
8) Apa
peran mahasiswa dalam mempertahankan dan mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa?
3. Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dengan beberapa tujuan
diantaranya :
1. Untuk
mengetahi apa yang dimaksud dengan konflik dan faktor-faktor penyebab
terjadinya konflik,
2. Untuk
mengetahui jenis konflik yang terjadi dalam masyarakat dan cara penyelesaiannya
3. Untuk
mengetahui betapa pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa
4. Untuk
mengetahui peran serta mahasiswa dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa, dan
5. Memupuk
kesadaran mahasiswa terhadap persatuan dan kesatuan dalam mengatasi berbagai
konflik di masyarakat.
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti
saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa
individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya.Konflik adalah sesuatu yang wajar terjadi di masyarakat,
konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai
sebuah siklus di masyarakat.Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. sebaliknya, integrasi yangtidak sempurna dapat menciptakan konflik.
2. Faktor Penyebab Konflik
Ada beberapa faktor
penyebab terjadinya konflik di masyarakat yaitu :
a. Perbedaan
Individu
Dalam
diri setiap manusia yang memiliki karakteristik yang khas dan unik, dimana
keunikan yang dimiliki menjadi pembeda antara manusia satu dengan manusia yang
lain. Melalui perbedaan karakter tersebut memungkinkan terjadinya perbedaan
pandapat dan sudut pandang dalam menilai sesuatu, oleh karenanya akan
memungkinkan terjadinya pertentangan dan ketidakselarasan dalam interaksi yang
dilakukan, hal inilah yang menimbulkan konflik.
b. Perbedaan
Latar Belakang
Kebudayaan
Setiap masyarakat pastilah memiliki kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan
masyarakat lain. Hal ini disebabkan kebudayaan tersebut berbeda pada tempat dan
kondisi tertentu.12 norma sosial yang berbeda-beda ukurannya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat. Perbedaan-perbedaan inilah yang memungkinkan
terjadinya konflik sosial.
c. Perbedaan
Kepentingan
Setiap
manusia pastilah memiliki kepentingan, dan kepentingan pada tiap individu
pastilah berbeda-beda. perbedaan kepentingan pada masing- masing memungkinkan
munculnya konflik.
d. Perubahan-perubahan
Nilai yang Cepat
Perubahan
nilai terjadi pada setiap masyarakat dimana nilai-nilai sosial, nilai
kebenaran, kesopanan, maupun nilai matrial suatu benda mengalami perubahan,
sehingga perubahan adalah hal yang lazim terjadi.
Namun demikian, secara
umum penyebab konflik bisa disederhanakan sebagai berikut.
a. Konflik-Nilai
Kebanyakan konflik terjadi karena perbedaan nilai. Nilai merupakan sesuatu yang menjadi dasar, pedoman, tempat setiap manusia menggantungkan pikiran, perasaan, dan tindakan. Yang termasuk dalam kategori ini adalah konflik yang bersumber pada perbedaan rasa percaya, keyakinan, bahkan ideologi atas apa yang diperebutkan.
Kebanyakan konflik terjadi karena perbedaan nilai. Nilai merupakan sesuatu yang menjadi dasar, pedoman, tempat setiap manusia menggantungkan pikiran, perasaan, dan tindakan. Yang termasuk dalam kategori ini adalah konflik yang bersumber pada perbedaan rasa percaya, keyakinan, bahkan ideologi atas apa yang diperebutkan.
b.
Kurangnya Komunikasi
Kita tidak bisa menganggap sepele komunikasi antarmanusia karena konflik bisa terjadi hanya karena dua pihak kurang berkomunikasi. Kegagalan berkomunikasi karena dua pihak tidak dapat menyampaikan pikiran, perasaan, dan tindakan sehingga membuka jurang perbedaan informasi di antara mereka, dan hal semacam ini dapat mengakibatkan terjadinya konflik.
Kita tidak bisa menganggap sepele komunikasi antarmanusia karena konflik bisa terjadi hanya karena dua pihak kurang berkomunikasi. Kegagalan berkomunikasi karena dua pihak tidak dapat menyampaikan pikiran, perasaan, dan tindakan sehingga membuka jurang perbedaan informasi di antara mereka, dan hal semacam ini dapat mengakibatkan terjadinya konflik.
c.
Kepemimpinan yang
Kurang Efektif
Secara politis kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang kuat, adil, dan demokratis. Namun demikian, untuk mendapatkan pemimpin yang ideal tidah mudah. Konflik karena kepemimpinan yang tidak efektif ini banyak terjadi pada organisasi atau kehidupan bersama dalam suatu komunitas. Kepemimpinan yang kurang efektif ini mengakibatkan anggota masyarakat “mudah bergerak”.
Secara politis kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang kuat, adil, dan demokratis. Namun demikian, untuk mendapatkan pemimpin yang ideal tidah mudah. Konflik karena kepemimpinan yang tidak efektif ini banyak terjadi pada organisasi atau kehidupan bersama dalam suatu komunitas. Kepemimpinan yang kurang efektif ini mengakibatkan anggota masyarakat “mudah bergerak”.
d.
Ketidakcocokan Peran
Konflik semacam ini bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Ketidakcocokan peran terjadi karena ada dua pihak yang mempersepsikan secara sangat berbeda tentang peran mereka masing-masing.
Konflik semacam ini bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Ketidakcocokan peran terjadi karena ada dua pihak yang mempersepsikan secara sangat berbeda tentang peran mereka masing-masing.
e.
Produktivitas Rendah
Konflik seringkali terjadi karena out put dan out come dari dua belah pihak atau lebih yang saling berhubungan kurang atau tidak mendapatkan keuntungan dari hubungan tersebut. Oleh karenanya muncul prasangka di antara mereka. Kesenjangan ekonomi di antara kelompok masyarakat, termasuk dalam konflik ini.
Konflik seringkali terjadi karena out put dan out come dari dua belah pihak atau lebih yang saling berhubungan kurang atau tidak mendapatkan keuntungan dari hubungan tersebut. Oleh karenanya muncul prasangka di antara mereka. Kesenjangan ekonomi di antara kelompok masyarakat, termasuk dalam konflik ini.
f.
Perubahan Keseimbangan
Konflik ini terjadi karena ada perubahan keseimbangan dalam suatu masyarakat. Penyebabnya bisa karena faktor alam, maupun faktor sosial.
Konflik ini terjadi karena ada perubahan keseimbangan dalam suatu masyarakat. Penyebabnya bisa karena faktor alam, maupun faktor sosial.
g.
Konflik atau Masalah
yang Belum Terpecahkan
Banyak pula konflik yang terjadi dalam masyarakat karena masalah terdahulu tidak terselesaikan. Tidak ada proses saling memaafkan dan saling mengampuni sehingga hal tersebut seperti api dalam sekam, yang sewaktu-waktu bisa berkobar.
Banyak pula konflik yang terjadi dalam masyarakat karena masalah terdahulu tidak terselesaikan. Tidak ada proses saling memaafkan dan saling mengampuni sehingga hal tersebut seperti api dalam sekam, yang sewaktu-waktu bisa berkobar.
Tujuh penyebab konflik di atas adalah
penyebab yang sifatnya umum, dan sebenarnya masih bisa diperinci lebih detail
lagi. Namun demikian, jika mencermati konflik-konflik yang terjadi khususnya
masyarakat Indonesia akhir-akhir ini, bisa merunut, paling tidak ada salah satu
penyebab seperti di atas. Dengan mengetahui penyebab terjadinya konflik bisa
berharap bahwa konflik akan bisa dikelola, dan diselesaikan dengan baik.
3. Dampak Terjadinya Konflik dalam Masyarakat
a.
Goyang dan retaknya
persatuan kelompok apabila terjadi konflik antargolongan dalam suatu kelompok
b.
Menimbulkan dampak
psikologis yang negatif, seperti perasaan tertekan sehingga menjadi siksaan
terhadap mentalnya, stres, kehilangan rasa percaya diri, rasa frustasi, cemas
dan takut.
c.
Mematikan semangat
kompetisi dalam masyarakat karena pribadi yang mendapat tekanan psikologis
akibat konflik cenderung pasrah dan putus asa
d.
Hancurnya harta benda
dan jatuhnya korban manusia. Hal tersebut terjadi apabila konflik telah
mencapai pada tahap kekerasan, seperti perang, bentrok antar kelompok
masyarakat, dan konflik antar suku bangsa.
4. Jenis – Jenis Konflik
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
a.
konflik antara atau dalam peran sosial
(intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi
(konflik peran (role)
b.
konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar
keluarga, antar gank).
c.
konflik kelompok terorganisir dan tidak
terorganisir (polisi melawan massa).
d.
konflik antar satuan nasional (kampanye, perang
saudara)
Sedangkan menurut Soerjono Soekantoada lima bentuk khusus
konflik yang terjadi dalam masyarakat. Kelima bentuk itu adalah konflik
pribadi, konflik politik, konflik sosial, konflik antarkelas sosial, dan
konflik yang bersifat internasional.
1) Konflik pribadi, yaitu konflik yang
terjadi di antara orang perorangan karena masalah-masalah pribadi atau
perbedaan pandangan antarpribadidalam menyikapi suatu hal. Misalnya individu
yang terlibat utang, atau masalah pembagian warisan dalam keluarga.
2) Konflik politik, yaitu konflik yang
terjadi akibat kepentingan atau tujuan politis yang berbeda antara seseorang
atau kelompok. Seperti perbedaan pandangan antarpartai politik karena perbedaan
ideologi, asas perjuangan, dan cita-cita politik masing-masing. Misalnya
bentrokan antarpartai politik pada saat kampanye.
3) Konflik rasial, yaitu konflik yang
terjadi di antara kelompok ras yang berbeda karena adanya kepentingan dan
kebudayaan yang saling bertabrakan. Misalnya konflik antara orang-orang kulit
hitam dengan kulit putih akibat diskriminasi ras (rasialisme) di Amerika
Serikat dan Afrika Selatan.
4) Konflik antarkelas
sosial, yaitu konflik yang muncul karena adanya perbedaan-perbedaan
kepentingan di antara kelaskelas yang ada di masyarakat. Misalnya konflik
antara buruh dengan pimpinan dalam sebuah perusahaan yang menuntut kenaikan
upah.
5) Konflik yang bersifat
internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok)
karena perbedaan kepentingan masing-masing. Misalnya konflik antara negara Irak
dan Amerika Serikat yang melibatkan beberapa negara besar.
5. Upaya Mengatasi Konflik di Masyarakat
Secara umum, untuk
menyelesaikan konflik dikenal beberapa istilah, yakni
a) pencegahan
konflik; pola ini bertujuan untuk mencegah timbulnya kekerasan dalam konflik,
b) penyelesaian konflik; bertujuan untuk
mengakhiri kekerasan melalui persetujuan perdamaian,
c) pengelolaan
konflik; bertujuan membatasi atau menghindari kekerasan melalui atau mendorong
perubahan pihak-pihak yang terlibat agar berperilaku positif;
d) resolusi
konflik; bertujuan menangani sebab-sebab konflik, dan berusaha membangun
hubungan baru yang relatif dapat bertahan lama di antara kelompok-kelompok yang
bermusuhan,
e) transformasi
konflik; yakni mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang lebih
luas, dengan mengalihkan kekuatan negatif dari sumber perbedaan kepada kekuatan
positif.
ideologi dalam kehidupan negara , pada
hakekatnya merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan ketahanan nasional, dalam arti mempersatukan tekad dan semangat
untuk menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara serta konsistensi bangsa
terhadap cita-citanya.
Berikut beberapa prinsip Persatuan dan Kesatuan yang bisa
dilakukan suatu bangsa dalam mengatasi konflik di masyarakat yaitu :
1.
Prinsip-Bhineka-Tunggal-Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.
2.
Prinsip-Nasionalisme-Indonesia
Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-agungkan bangsa kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab pandangan semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-agungkan bangsa kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab pandangan semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.
Prinsip-Kebebasa-yang-Bertanggung-jawab
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa.
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa.
4.
Prinsip-Wawasan-Nusantara
Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.
Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.
5.
Prinsip-Persatuan-Pembangunan-untuk-Mewujudkan-Cita-cita-Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Cara lain
yang dapat dilakukan dalam penyelesaian konflik di msyarakat adalah :
a.
Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka
waktu tertentu, guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh
diganggu. Misalnya : untuk melakukan perawatan bagi yang luka-luka, mengubur
yang tewas, atau mengadakan perundingan perdamaian, merayakan hari suci
keagamaan, dan lain-lain.
b.
Abitrasi, yaitu suatu perselisihan yang langsung dihentikan
oleh pihak ketiga yang memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh
kedua belah pihak. Kejadian seperti ini terlihat setiap hari dan berulangkali
di mana saja dalam masyarakat, bersifat spontan dan informal. Jika pihak ketiga
tidak bisa dipilih maka pemerintah biasanya menunjuk pengadilan.
c.
Mediasi, yaitu penghentian pertikaian oleh pihak ketiga
tetapi tidak diberikan keputusan yang mengikat. Contoh : PBB membantu
menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dengan Belanda.
d.
Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan
pihak-pihakyang berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama. Misalnya panitia
tetap penyelesaikan perburuhan yang dibentuk Departemen Tenaga Kerja. Bertugas
menyelesaikan persoalan upah, jam kerja, kesejahteraan buruh, hari-hari libur,
dan lain-lain.
e.
Stalemate, yaitu keadaan ketika kedua belah pihak yang
bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang, lalu berhenti pada suatu titik
tidak saling menyerang. Keadaan ini terjadi karena kedua belah pihak tidak
mungkin lagi untuk maju atau mundur. Sebagai contoh : adu senjata antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa Perang dingin.
f.
Adjudication (ajudikasi), yaitu penyelesaian perkara atau
sengketa di pengadilan.
6. Pentingnya Rasa Persatuan dan Kesatuan Dalam Masyarakat
Persatuan
dan kesatuan penting bagi bangsa Indonesia mengingat bahwa bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang majemuk.
Unsur-unsur yang
merupakan faktor-faktor penting bagi pembentukan Nasionalisme Indonesia,diantaranya:
a. persamaan asal keturunan bangsa (etnik);
b. persamaan pola kebudayaan;
c. persamaan tempat tinggal yang disebut tanah air;
d. persamaan nasib kesejahteraannya; dan
e. persamaan cita-cita sebagai kesadaran dari inspirasi kenangan masa silam
a. persamaan asal keturunan bangsa (etnik);
b. persamaan pola kebudayaan;
c. persamaan tempat tinggal yang disebut tanah air;
d. persamaan nasib kesejahteraannya; dan
e. persamaan cita-cita sebagai kesadaran dari inspirasi kenangan masa silam
Nilai-nilai
yang terkandung dalam semangat Angkatan 1945 sebagai perwujudan keikhlasan di
antaranya melalui:
a. menentang dominasi asing dalam segala bentuknya;
b. pengorbanan seperti pengorbanan harta benda dan jiwa raga;
c. tahan derita dan tahan uji;
d. kepahlawanan;
e. persatuan dan kesatuan; dan
f. percaya pada diri sendiri.
a. menentang dominasi asing dalam segala bentuknya;
b. pengorbanan seperti pengorbanan harta benda dan jiwa raga;
c. tahan derita dan tahan uji;
d. kepahlawanan;
e. persatuan dan kesatuan; dan
f. percaya pada diri sendiri.
Perilaku yang merugikan persatuan dan
kesatuan, yaitu kemiskinan, kesenjangan sosial, keterbelakangan,
ketergantungan, KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), pencemaran lingkungan
hidup, dekadensi moral, apatisme dan ketidakpedulian sosial.
Kesetiaan terhadap bangsa dan negara
adalah keteguhan hati dan ketaatan terhadap tujuan dan cita-cita bangsa dan
negaranya. Salah satu wujud kesetiaan bangsa Indonesia saat ini adalah
kesetiaan mempertahankan dan mengembangkan kebersamaan dengan menegakkan
nilai-nilai kesetiaan. Kesetiaan itu mencakup kesetiaan terhadap keutuhan
bangsa Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, dan kesetiaan
terhadap Tata Hukum Indonesia.
Kesetiakawanan sosial adalah rasa
solidaritas yang melandasi hubungan antar sesama warga masyarakat. Inti
solidaritas adalah kesediaan untuk memahami dan memperhatikan kepentingan dan
kebutuhan orang lain. Sikap dan perilaku setia, serta rasa kesetiakawanan
sosial perlu dikembangkan sejak dini, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah
maupun lingkungan yang lebih luas.
7. Upaya meningkatkan dan mewujuddkan kembali persatuan dan kesatuan bangsa.
Membangun Persatuan dan kesatuan
mencakup upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin.
Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat sejalan dengan
perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang kian kompetitif.
Untuk dapat memacu diri, agar terbina persatuan dan kesatuan paling kurang terdapat
sepuluh hal yang perlu dilakukan:
Ø berorientasi ke depan dan memiliki
perspektif kemajuan;
Ø bersikap realistis, menghargai
waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja;
Ø bersedia terus belajar untuk
menghadapi lingkungan yang selalu berubah;
Ø selalu membuat perencanaan;
Ø memiliki keyakinan, segala tindakan
mesti konsekuensi;
Ø menyadari dan menghargai harkat dan
pendapat orang lain;
Ø rasional dan percaya kepada
kemampuan iptek;
Ø menjunjung tinggi keadilan; dan
Ø berorientasi kepada produktivitas,
efektivitas dan efisiensi.
8. Peran Serta Generasi Muda dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
Disaat kondisi bangsa seperti
saat ini peranan pemuda atau generasi muda sebagai pilar, penggerak dan
pengawal jalannya reformasi dan pembangunan sangat diharapkan.
1) Saatnya
pemuda menempatkan diri sebagai agen sekaligus pemimpin perubahan. Pemuda harus
meletakkan cita-cita dan masa depan bangsa pada cita cita perjuangannya. Pemuda
atau generasi muda yang relatif bersih dari berbagai kepentingan harus menjadi
asset yang potensial dan mahal untuk kejayaan dimasa depan.
2) Pemuda
harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest) untuk suatu
kemajuan dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang diusung
oleh kekuatan generasi muda atau pemuda, sepanjang moral dan semangat juang
tidak luntur. Namun bersatunya pemuda dalam satu perjuangan bukanlah persoalan
mudah.
3) Mengembalikan
semangat nasionalisme dan patriotisme dikalangan generasi muda atau pemuda akan
mengangkat moral perjuangan pemuda atau generasi muda. Nasionalisme adalah
kunci integritas suatu negara atau bangsa.
4) Menguatkan
semangat nasionalisme tanpa harus meninggalkan jatidiri daerah. Semangat
kebangsaan diperlukan sebagai identitas dan kebanggaan, sementara jatidiri
daerah akan menguatkan komitmen untuk membangun dan mengembangkan daerah.
5) Perlunya
kesepahaman bagi pemuda atau generasi muda dalam melaksanakan agenda-agenda
Pembangunan.
Dalam
hal ini, Pemuda menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi
yang sebenarnya. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih menjadi
bidang eksklusif bagi sebagian orang termasuk generasi muda.Pemuda atau
generasi muda harus dapat memainkan perannya sebagai kelompok penekan atau
pressure group agar kebijakan-kebijakan strategis daerah memang harus
betul-betul mengakar bagi kepentingan dan kemashlatan umat.
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkann bahwa :
o Konflik
merupakan suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
o Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya konflik diantaranya Perubahan-perubahan
nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat serta Perbedaan latar belakang
kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula. seseorang
sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian
kelompoknya.
o Diantara
jenis- jenis konflik yang sering terjadi dalam lingkungan masyarakat yaitu :
a.
konflik antara atau dalam peran sosial
(intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi
(konflik peran (role)
b.
konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar
keluarga, antar gank).
c.
konflik kelompok terorganisir dan tidak
terorganisir (polisi melawan massa).
d.
konflik antar satuan nasional (kampanye, perang
saudara).
o
Prinsip – prinsip yang dapat dilakukan oleh
suatu bangsa dalam upaya mengatasi konflik di masyarakat salah satunya adalah : Prinsip Bhineka Tunggal-Ika
Prinsip ini merupakan prinsip yangsangat penting yang harus di terapkan oleh masing – masing individu masyarakat yang mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia, dan
Prinsip ini merupakan prinsip yangsangat penting yang harus di terapkan oleh masing – masing individu masyarakat yang mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia, dan
o
Pentingnya peran serta generasi muda dalam membangun
persatuan dan kesatuan bangsa Dalam hal ini, Pemuda
menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi yang sebenarnya.
Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih menjadi bidang eksklusif
bagi sebagian orang termasuk generasi muda.
2. Saran
Adapun
saran yang dapat penulis sampaikan terhadap pembahasan dalam makalah ini adalah
:
a. Sebagai
warga negara yang baik, kita harus mampu mengendalikan dan meningkatkan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Menumbuhkan
kesadaran diri dengan menghargai segala bentuk perbedaan suku, bangsa, dan
agama, yang berlandasan prinsip “Bhineka Tunggal Ika”.
c. Menjalin
hubungan komunikasi yang baik antar masyarakat,
d. Mengubah
pola pikir dan prilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat.
e. Menjadi
pribadi yang mampu mencerminkan teladan yang baik bagi semua.dan
f. Menciptakan
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang aman, damai, dan sejahtera (Gemah
Ripah Loh Ji Na Wi) dengan menjalankan semua aturan-aturan yang berlaku.
waduh, tulisannya susah buat di baca. Tapi makasih ya...
ReplyDeleteiya nih postingan mimin yang ini memang masih acak kadul,,, maafin mimin ya :(
DeleteWhat's up it's me, I am also visiting this web site on a regular basis, this site is in fact fastidious and the viewers are genuinely sharing fastidious thoughts.
ReplyDelete